Jemput Peluang Pasar Labuan Bajo, Blasius Janu Sumbang Bibit Sayur Unggul Untuk Warga

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Anggota DPRD Manggarai Barat, Blasius Janu memberikan bantuan bibit sayur unggul saat kegiatan reses masa sidang III tahun sidang 2021 di Desa Beo Sepang, Kecamatan Boleng, Rabu (15/12/2021). Bantuan ini diharapkan mendorong petani menjemput peluang pasar di Labuan Bajo.

“Selama ini sayur di kota Labuan Bajo didatangkan dari luar daerah seperti Bajawa, Bima, Sape, Makassar, tetapi petani kita yang dekat dengan Labuan Bajo justru tidak memanfaatkan peluang,” ujar Blasius Janu kepada Ekora NTT, Kamis (16/12) di Labuan Bajo.

Politisi Partai Hanura ini menerangkan bantuan bibit unggul itu, yakni picai, kacang panjang, terung, cabe rawit, dan peria. Karena itu diharapkan mampu dikelola secara baik untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

Blasius berpandangan, akses pasar yang muda dijangkau merupakan modal utama bagi petani. Ia pun meminta pemerintah melalui instansi terkait agar secara intens melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada petani.

Ini penting, sebab lanjut Blasius, petani tidak hanya diberi pemahaman tentang usaha bercocok tanam hortikultura, tetapi kecakapan dalam berwirausaha.

iklan

“Keluhan mereka adalah tempat penjualan. Karena itu pemerintah diharapkan selain pendampingan, juga memberikan pemahaman tentang marketing. Pemerintah harus mencari solusi,” pinta anggota DPRD dua periode ini.

Anggota DPRD Manggarai Barat, Blasius Janu saat menjelaskan beberapa jenis tanaman di samping rumah

Kendati demikian, Blasius menyarankan agar para petani membentuk kelompok usaha tanaman hortikultura. Dengan demikian hasil panen, dikumpulkan lalu dipasarkan di Labuan Bajo.

“Nanti sampai di Labuan Bajo harus ada terima. Karena itu harus dibuat perjanjian kerja sama. Petani tidak boleh berpikir dia yang tanam, dia yang jual,” ujarnya.

Kelangkaan Pupuk

Selain bantuan bibit unggul, Blasius juga mengaku petani Desa Beo Sepang menyampaikan aspirasi terkait persoalan kelangkaan pupuk, dan bantuan hand tractor yang hanya dimanfaatkan orang tertentu.

Dikatakan, kelangkaan pupuk mengakibatkan para petani dikejar rentenir. Sebab, uang yang mereka gunakan untuk membeli pupuk bersumber dari dana pinjaman. Apalagi aat ini beber Blasius, sudah memasuki musim tanam. Para petani sangat membutuhkan pupuk, terutama NPK.

“Parahnya lagi, mereka sudah menyetor uang sejak bulan September dan Oktober ke distributor. Tetapi sampai saat ini pupuk belum tiba. Ini ada apa?. Jangan sampai ini hanya menjadi komoditas poltik,” tegasnya.

Blasius mengatakan saat ini petani sedang membutuhkan sentuhan pemerintah. Ia pun berharap pemerintah mengambil langkah untuk menyikapi kelangkaan pupuk yang dialami petani.

“Dinas terkait harus turun tangan dan melakukan pendampingan. Harus turun ke lapangan. PPL di Manggarai Barat juga harus jadi contoh untuk masyarakat,” pintanya.

Sandy Hayon

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA