Isu Lingkungan Tidak ‘Seksi’ di NTT, tapi Dibahas Oleh Dunia

Mbay, Ekorantt.com – Komunitas Mahasiswa Katolik St. Martinus Ende bekerja sama dengan Pemerintah Kelurahan Danga, Kabupaten Nagekeo menggelar kegiatan sosial pada bidang lingkungan.

Gerakan sadar lingkungan selain untuk menekan kekeringan dan atau pemanasan global, juga sebagai bentuk dukungan komunitas mahasiswa terhadap program Pemerintah Kelurahan Danga menuju kota hijau (green city).

Lurah Danga Yohanes Lado saat Seminar Sadar Lingkungan Menuju Kota Hijau menyentil lemahnya partisipasi stakeholder yang selalu menahan diri untuk mengentas masalah lingkungan.

Menurut Lurah Yohanes, fakta yang terjadi pada semua kalangan di NTT bahwa isu lingkungan bukan menjadi hal ‘seksi’. Padahal NTT merupakan daerah yang terus menerus dilanda kekeringan.

Berbanding terbalik dengan NTT, masalah lingkungan menjadi isu yang paling penting dibahas pada skala internasional. Setiap negara secara terus menerus menyuarakan keselamatan lingkungan.

“Problem di dunia belakangan ini ada dua yakni Covid-19 dan pemanasan global. Isu penanaman pohon (lingkungan) di NTT tidak seksi tapi seksi di dunia. Ini problem besar yang seharusnya pola pikir atau mindset diubah,” tegas Yohanes diawal seminar tentang lingkungan itu di Aula Kantor Lurah Danga, Senin (27/12/2021).

Pada kesempatan itu, Lurah Danga pun mengajak para mahasiswa dalam Komunitas Mahasiswa Katolik St. Martinus Ende untuk terus membantu pemerintah dan masyarakat dalam gerakan menanam pohon di wilayah itu.

Ia menambahkan konsep pentahelix (multipihak) yang di dalamnya diakomodir dari unsur akamemik dan komunitas-komunitas diharapkan dapat membantu gerakan penanaman pohon untuk memulihkan dampak lingkungan terhadap kehidupan manusia.

“Satu orang, satu pohon saja. Satu pohon sudah menyelamatkan satu keluarga,” kata Lurah Yohanes.

Peka Terhadap Masalah Lingkungan

Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do, sebelumnya mengharapkan peran serta perguruan tinggi dalam bidang lingkungan dan sosial masyarakat.

Para mahasiswa juga harus sadar dan peka akan pentingnya lingkungan terhadap kehidupan masyarakat, sadar akan masalah sampah dan sanitasi.

“Mahasiswa harus sebagai penggerak dan membantu masyarakat menanam pohon. Mahasiswa juga sadar akan sampah, sampah-sampah plastik, sadar lingkungan. Tanam pohon sebanyak-banyaknya, harus ada aksi sosial yang dapat memberi pengaruh positif,” kata Bupati Don Bosco.

Bupati Don menyatakan kontribusi Komunitas Mahasiswa Katolik St. Martinus Ende dalam gerakan sadar lingkungan di Kelurahan Danga menjadi contoh terhadap lembaga pendidikan lainnya.

“Di Kelurahan Danga, masyarakat dan pemerintah kelurahan bersemangat yang dua tahun ini memanfaatkan pekarangan untuk bidang horti dan unggas. Masyarakat menjadi sasaran dan perlu didukung oleh para mahasiswa dan lembaga perguruan tinggi,” tutur Bupati Don.

Untuk diketahui, Seminar Pengabdian Masyarakat Komunitas Mahasiswa Katolik St. Martinus Ende di Kelurahan Danga dihadiri tokoh masyarakat serta para RT dan mahasiswa.

Adapun pemateri dalam seminar ‘Gerakan Sadar Lingkungan Menuju Kota Hijau’ ialah Dr. Laurentius Gadi Djou-Ketua Yapertif, Aurelius Fredimento selaku Moderator Komunitas Mahasiswa dan Sri Wahyuni selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Flores.

Ian Bala

spot_img
TERKINI
BACA JUGA