Ruteng, Ekorantt.com – Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatima hadir sebagai narasumber dalam Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng yang diselenggarakan di Aula Rumah Retret Bunda Karmel Wae Lengkas, Ruteng, Manggarai (05/01/2022).
Shana menegaskan bahwa salah satu cara agar masyarakat secara aktif turut berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata adalah dengan menjadikan pariwisata sebagai jiwa dari Manggarai Raya.
“Pada kesempatan ini kami mohon bantuan Yang Mulia Bapa Uskup, Romo, dan Pater untuk kita bersama-sama mengajak masyarakat Manggarai Raya untuk membangun mindset baru bahwa berwisata dan jalan-jalan itu penting sehingga sejak dini seseorang itu sudah menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kehidupan mereka,” tandasnya.
Shana melanjutkan bahwa pembangunan pariwisata sekarang tidak saja fokus ke destinasinya tetapi juga masyarakatnya sehingga nantinya masyarakat juga merasakan manfaat dari pariwisata.
Sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Shana pun mengapresiasi diangkatnya tema kepariwisataan sebagai tema pastoral tahun 2022.
“Kami merasa sangat terhormat tahun ini dijadikan tahun Pariwisata Holistik oleh Keuskupan Ruteng. Ini adalah langkah yang sangat baik bagi Manggarai Raya dalam mengambil peluang saat momentum pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores” ujar Shana.
Sidang pastoral ini menghadirkan juga narasumber lain yakni Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, dan Sekda Manggarai Timur, Bonifasius Hasundungan
Dalam materinya, Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit juga menekankan beberapa poin penting tentang budaya dan religi dalam kaitannya dengan wisata. Menurutnya, pariwisata, budaya, dan religi adalah hal yang bisa berjalan beriringan dan pariwisata adalah kendaraan dalam menjaga semangat dalam budaya dan religi.
“Dengan adanya pariwisata, pelestarian budaya Manggarai bisa menjadikan pariwisata sebagai kendaraan dan karena brand wisata kita adalah wisata religi dan budaya, maka ini adalah momentum untuk mempertahankan semangat dengan cara baru yaitu melalui pariwisata,” jelas Hery.
Senada, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi mengatakan bahwa agar pariwisata bisa menjadi kendaraan dan bisa terasa secara lebih menyeluruh ke Manggarai Raya, maka perlu ada penguatan konektivitas baik dari segi infrastruktur maupun kolaborasi promosi pariwisata.
“Jika konektivitas terjadi maka dampaknya bisa dirasakan Manggarai Raya. Jika wisatawan datang lewat Labuan, kami akan beritahu bahwa ada destinasi dan produk wisata lain di Manggarai dan Manggarai Timur, begitu pun sebaliknya,” tegasnya.
Dukungan pengembangan pariwisata juga disampaikan Sekda Manggarai Timur, Bonifasius Hasundungan.
Bonifasius mengatakan bahwa Pemkab Manggarai Timur selalu mendukung perkembangan pariwisata di Labuan Bajo dan berharap kolaborasi lintas kabupaten terus dilakukan sehingga sebagai satu kesatuan yaitu Manggarai Raya bisa menjadi satu destinasi.
Pada kesempatan itu, Bupati Manggarai, Manggarai Barat, dan Sekda Manggarai Timur juga mengungkapkan bahwa kebijakan pariwisata yang sudah masuk dalam visi dan misi 5 tahun ke depan juga memasukkan nilai-nilai partisipasi masyarakat, tetap menjunjung tinggi budaya, dan berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan dan hal ini tentu senada dengan pariwisata holistik yang digagas Keuskupan Rutdng.
Di sisi lain BPOLBF juga selalu mengampanyekan dan mengutamakan pariwisata berkelanjutan dan inklusif dalam setiap kesempatan, kebijakan, dan kolaborasi yang dilakukan dengan kementerian dan lembaga terkait. BPOLBF juga terus melakukan berbagai pelatihan untuk peningkatan SDM sehingga partisipasi masyarakat dapat terus meningkat.
Adeputra Moses