Tak Hiraukan Gelombang Tinggi, Para Penjual di Pasar Inpres Larantuka Nekat Menyeberang ke Adonara

Larantuka, Ekorantt.com – Hujan deras mengguyur Kota Larantuka pada Rabu (19/1/2022). Terlihat mama-mama penjual sayuran di Pasar Inpres Larantuka, berjalan kaki menuju pantai susteran, Kelurahan Sarotari.

Banyaknya barang bawaan, terpaksa sebagian barang dijunjung di kepala, sebagian lagi dijinjing dengan tangan. Hal itu semata-mata mereka lakukan agar bisa menyeberang ke pulau Adonara.

Meski riak gelombang lumayan besar, mereka nekat pulang kampung lewat jalur lain. Jalur itu tak biasa mereka lewati sebelumnya.

Soalnya, derasnya gelombang yang terbantun di bibir pantai mengakibatkan perahu-perahu nelayan tak bisa berlabuh dengan baik.

“Kita mesti cari tempat yang berpasir, supaya perahu bisa sandar. Memang tadi kita lewat Pelabuhan Hariona langsung ke pasar. Karena sekarang gelombang tinggi, jadi kita tidak bisa lewat jalur itu. Apalagi talaud sudah kasih naik, jadi bodi (perahu-red)  tidak bisa sandar,” kata Mama Mit.

Meski diterjang gelombang tinggi, wajah Ibu Mit, perempuan paruh baya asal Desa Waiwadan itu nyaris tak ada sedikit pun rasa takut.

“Memang gelombang besar sekali di pasar, no. Tapi,  kami tidak takut. Kami biasa pulang pergi jual pisang di pasar. Kadang air laut naik di perahu juga,” ungkapnya saat menunggu perahu di bibir pantai.

Penjual yang lain mengatakan, mereka harus lewat jalur lain, mengingat pelabuhan umum dan pelabuhan Tobilota sudah dilarang oleh petugas di pelabuhan.

“Di pelabuhan shabandar larang, Tobilota shabandar tahan.Torang (kita-red)  ini orang pasar, tiap hari kita ke pasar no,” ujar seorang penjual yang tak mau namanya disebutkan.

Pantauan Ekora NTT, di pelabuhan Pantai Palo, aktivitas penyebrangan masih berjalan seperti biasa. Masih ada aksi bongkar muat penumpang dan barang sepanjang garis pantai. Meski cuaca agak ekstrem, kondisi itu tidak begitu menyulitkan para pengojek laut untuk bertandang ke pulau seberang.

Sementara itu, puluhan ibu-ibu penjual asal pulau Adonara nekad berlayar dengan perahu yang dipesan lewat jalur pantai susteran.

Mereka harus membagi dua kali pelayaran, karena ditegur seorang petugas dari kantor perhubungan.

Kepala kantor UPP Kelas II Syahbandar Larantuka, Usman Laude Ali, ketika dihubungi Ekora NTT mengatakan bahwa saat ini, ada penundaan pelayaran mengingat situasi cuaca yang tidak bersahabat.

“Saat ini kita masih menunda keberangkatan kapal, karena cuaca buruk. Sebentar lagi sudah redah baru bisa berlayar,” tandasnya.

Untuk diketahui, puluhan ibu-ibu itu berasal dari pulau Adonara. Mereka datang ke pasar Inpres Larantuka guna menjual barang dagangan mereka. Rata-rata mereka adalah penjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

Yurgo Purab

spot_img
TERKINI
BACA JUGA