Pantau Abrasi Pantai Nangapanda, Sekda Gusti Pastikan Penanganan Cepat

Ende, Ekorantt.com – Sekda Ende Agustinus G. Ngasu memantau langsung lokasi bencana abrasi di Kelurahan Ndorurea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Kamis (3/2/2022).

Sekda Gusti didampingi Kepala BPBD Maria Yasinta Sare, beberapa pegawai Dinas PUPR Kabupaten Ende, dan Camat Nangapanda Irwan Nua.

Dalam dialog dengan warga di lokasi bencana, Sekda Gusti menguraikan beberapa langkah cepat yang mesti diambil dalam menangani bencana yang terjadi.

“Perlu secepatnya penanganan dengan membuat pemecah gelombang agar tidak menambah luasnya abrasi. Tentunya harus ada pernyataan bencana, sehingga dapat segera ditanggulangi dengan dana tak terduga,” kata Sekda Gusti.

Sementara itu, Warga Warukasu, Saiful Soy menyampaikan terima kasih atas perhatian Pemkab Ende.

“Pak Sekda sudah melihat langsung pantai Warukasu. Beliau menyampaikan bahwa dia ditelepon oleh wartawan Ekora mengenai musibah abrasi yang dialami warga Warukasu. Beliau sempat diskusi dengan warga dan berjanji akan ditangani segera,” terang Saiful.

Diberitakan sebelumnya, gelombang tinggi yang terjadi sepekan terakhir menyebabkan abrasi di pesisir pantai Warukasu, Kelurahan Ndorurea Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.

Sekitar 102 kepala keluarga yang mendiami wilayah tersebut kini merasa terancam. Pasalnya, saat pasang, air laut menggenangi pemukiman hingga masuk ke rumah warga.

Kondisinya sangat memprihatinkan. Ruas jalan setapak yang menghubungi wilayah dua RT di lingkungan Warukasu sudah tergerus abrasi.

Warga meminta Pemerintah Kabupaten Ende untuk segera membangun tembok abrasi di sepanjang pantai Warukasu.

“Kejadian sudah berulang kali. Kami sudah surati dua kali ke Pemda. Kami minta bapak bupati bisa lihat langsung kondisi di sini sehingga bisa dibangun tembok pengaman di pesisir pantai,” ujar Warga Warukasu, Saiful Soy kepada Ekora NTT pada Rabu (2/2/2022).

Dikatakan Saiful, saat musim tenggara tiba, warga Warukasu selalu dihantui rasa takut karena gelombang pasang selalu mengancam keselamatan jiwa mereka.

“Jangan sampai bencana besar dulu baru tangani,” ungkap Saiful.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA