Oleh: Paul Lamawitak
Resonansi gerakan koperasi kredit akhirnya sampai pada kelompok produktif potensial yakni generazi Z. Generasi Z hingga kini masih menjadi pusat perhatian berbagai kalangan mulai dari pemerintah, pendidik, pelaku usaha, tokoh agama hingga para pegiat koperasi. Mengapa? Karena generasi Z memiliki sejuta indikasi oportunis tetapi di lain sisi juga menghadapi berbagai macam gejolak zaman. Jika tidak dituntun dengan baik maka gejolak ini akan menarik dan menjerumsukan mereka (generasi Z) dalam jurang malapetaka zaman.
Apa itu generasi Z? Taspcott (2008) membagi demografi penduduk berdasarkan tahun kelahiran. Salah satunya adalah generasi Z. Generasi Z adalah generasi yang lahir antara 1998-2009. Generasi Z ini lahir setelah generasi Y yang lebih dikenal dengan generasi milenial yang lahir antara tahun 1977-1997. Kedua angkatan ini memang sampai saat ini masih menjadi subjek dalam berbagai diskursus akademis maupun praktis.
Tulisan ini adalah sebuah refleksi atas kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskopdit Swadaya Utama Maumere bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, berupa pendidikan koperasi kredit kepada kaum muda (mahasiswa). Bagi penulis, pendidikan yang dilakukan terhadap kaum muda (Gen Z) adalah manifestasi dari spirit koperasi untuk memperkenalkan lebih jauh roh gerakan koperasi kepada kaum muda. Bahwa gerakan koperasi bersifat terbuka; termasuk kaum muda/Gen Z.
Kesadaran akan pentingnya posisi generasi Z dalam gerakan koperasi kredit inilah yang menjadi gerbong pendorong lokomotif pendidikan dengan sasaran utama adalah kaum muda. Pendidikan dasar ini sebagai bekal dasar/pertama untuk membuka cakrawala pemahaman yang lebih substantif tentang semangat dasar gerakan koperasi. Langka strategis yang dilakukan oleh Puskopdit Swadaya Utama Maumere ini perlu diapresasi. Sebuah gerakan awal untuk mempersiapkan mental kaum muda dalam menghadapi masa depan mereka sendiri.
Pemimpin dan Kepemimpinan
Permasalahan utama yang sering dihadapi oleh organisasi (bisnis) adalah kekurangan pemimpin (Haryono, 2015). Seorang pemimpin memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan sebuah organisasi. Peter Drucker, seorang ahli manajemen menyadari betul peran seorang pemimpin dalam sebuah organisasi (bisnis). Seorang pemimpin mampu merubah keadaan, membuat mimpi dan cita-cita organisasi bisa terwujud (makes thing happen).
Terdapat perbedaan esensial dari kata pemimpinan dan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah tentang mengartikulasikan visi, mewujudkan nilai-nilai dan menciptakan lingkungan agar tujuan tercapai (Richards & Engle, 1986). Sedangkan pemimpin adalah individu, tokoh atau orang yang melaksanakan aktivitas memimpin sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa pendekatan untuk memahami pemimpin dan kepemimpinan.
Pertama, pendekatan karakteristik pribadi. Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa sifat-sifat dasar yang dimiliki seorang pemimpin tidak dimiliki oleh orang lain yang bukan pemimpin. Ada aspek alamiah yang terberi sejak lahir (people are born to be leader). Pendapat ini lebih dikenal dengan trait teori.
Kedua, pendekatan prilaku. Pendekatan ini lebih condong pada aspek psikologis kelompok/psikologi kepemimpinan kelompok. Pendekatan ini lebih dikenal dengan behavioral atau environmental.
Ketiga, pendekatan kekuasaan-pengaruh. Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek pengaruh yang dimiliki oleh seseorang dalam sebuah kelompok tertentu. Seorang pemimpin memiliki pengaruh yang lebih kuat dan terasa dalam sebuah kelompok. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kepemimpinan karismatik.
Keempat, pendekatan situasional. Pendekatan ini lebih menekankan pada situasi konkret yang dihadapi seseorang dalam lingkungannya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan kepemimpinan kontigensi.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pemimpin adalah sosok, pribadi, individu manusia. Sedangkan kepemimpinan adalah sifat yang melekat pada seorang individu sebagai pemimpin. Jadi inti dari sebuah kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menggerakan atau mengajak orang lain (dalam satu kelompok tertentu) untuk mencapai tujuan bersama.
Estafet Kepemimpinan di Dalam Koperasi
Dalam koperasi, seorang manajer adalah juga seorang pemimpin. Bukan hanya menjadi manajer untuk karyawan yang ada dalam satu kantor cabang tetapi juga menjadi pemimpin untuk seluruh anggota koperasi dari wilayah kerjanya. Ini adalah tugas yang tidak gampang. Dibutuhkan pribadi yang tangguh dan berkarakter khusus seperti jujur, memiliki pandangan yang jauh ke depan dan juga menginspirasi bawahan dan anggotanya.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah visi bersama untuk menyiapkan pemimpin/manajer yang tangguh dan berkarakter khusus agar koperasi yang dipimpinnya boleh berkembang dan membawa anggota menuju kesejahteraan. Jadi kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskopdit Swadaya Utama, Maumere sebenarnya memiliki dua mata pisau; di satu sisi adalah memperkenalkan koperasi kepada kaum muda/Gen Z dan sisi lain adalah mempersiapkan kaum muda untuk menjadi pemimpin Kopdit di masa yang akan datang.
Sinergisitas gerakan koperasi bersama semangat dari generasi Z sudah sedikit tertanam lewat kegiatan ini. Setidaknya membuka jalan baru bagi arah gerakan koperasi kredit untuk memberikan perhatian lebih serius kepada kaum muda (Gen Z dan Milenial). Kelompok ini adalah golongan potensial yang jika tidak diperhatikan akan menjadi batu sandungan bagi gerakan sosial bersama dalam masyarakat. Inilah panggilan sosial (social responsibility) koperasi kredit dalam usama bersama membangun manusia unggul yang bukan hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosional. Embrio gerakan ini akan tumbuh dan melahirkan ‘anggota dan penerus’ gerakan koperasi di masa yang akan datang.
*Penulis adalah Dosen Unipa Indonesia