Maumere, Ekorantt.com – Rapat Paripurna DPRD dengan agenda penetapan alat kelengkapan DPRD dan penyampaian penetapan Pokir DPRD tahun 2023 berujung ricuh. Rapat berlangsung di ruangan Kula Babong DPRD Kabupaten Sikka, Kamis (17/2/2022).
Data yang dihimpun Ekora NTT, kericuhan tersebut berawal saat Ketua DPRD Sikka, Donatus David mengetuk palu untuk menskorsing Rapat Paripurna.
Usai palu diketuk, salah satu anggota DPRD Sikka dari Fraksi Nasdem, Yosef Nong Soni tidak menerima dengan pimpinan DPRD yang menutup sidang. Padahal dirinya dengan beberapa Fraksi lainnya masih mau berbicara.
Dia pun berteriak dan mengatakan bahwa “kami fraksi lain belum baca kenapa dapat diskors.”
Suasana pun menjadi gaduh.
Sementara Ketua DPRD, Donatus David dan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo meninggalkan ruangan sidang, diikuti oleh pimpinan OPD lainnya.
Setelah Bupati Robi Idong keluar, di dalam ruang sidang tiba-tiba salah satu anggota DPRD dari Fraksi Golkar, Gorgonius Nago Bapa mengamuk lantaran merasa tidak puas dengan sikap Bupati Sikka, Robi Idong.
Wakil Ketua DPRD Sikka, Gorgonius Nago Bapa menjelaskan bahwa Bupati Robi seperti mengadu domba dan memanasi situasi rapat.
“Nah itu saya juga kaget tiba-tiba waktu terakhir itu, ada anggota Pa Soni masih bicara tapi ketua sudah palu skors. Ko Bupati ikut-ikutan bereaksi gitu,” kata Us Bapa.
“Padahal reaksi dari anggota biasa. Pa Soni suara besar dan begitu ko Bupati seperti kompor-komporin suruh ketua lawan saja. Dia adu domba,” sambungnya.
Us Bapa bilang rapat paripurna kelengkapan AKD tidak punya hubungan langsung dengan bupati.
“Kenapa dia harus ikut-ikutan mencampuri urusan ini dan mengadu domba suruh ketua harus lawan Pa Soni dan Pa Philip,” katanya.
Dalam rapat paripurna itu, Bupati Robi seolah-olah mengintervensi dan mengendalikan ketua DPRD.
“Dia (Ketua DPRD -Red) bertindak di sini atas nama kami tiga orang bukan hanya atas nama PDIP. Kalau sebagai ketua partai urusannya di partai. Di sini lembaga DPRD. Itu saya tidak puas. Saya merasa bahwa lembaga ini ko Bupati mau intervensi dan bupati bisa merasa menantang anggota DPRD. Saya tidak puas. Nah itu reaksi spontan saya,” pungkasnya.