Borong, Ekorantt.com – Kondisi wanita itu lusuh. Fisiknya tak terawat. Kurus. Tatapan matanya nanar. Kendati demikian, ia tampak ramah. Wanita itu menyilahkan kami masuk ke dalam rumah yang dinding-dindingnya sudah bolong di beberapa titik.
Di dalam rumah berukuran 5×6 meter di Kampung Pingga, Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur itu, wanita bernama lengkap Sebina Indus (38) ini menghabiskan hari-harinya selama lebih 10 tahun terakhir.
“Saya punya kepala sakit terus. Mata rabun,” cerita Sebina saat Ekora NTT menyambangi rumahnya, Jumat (25/2/2022) siang.
“Setiap hari, saya hanya berbaring di sini,” tambahnya sembari menunjukkan kamar berukuran sekitar 2×2,5 meter yang kondisinya berantakan. Pakaian-pakaian bekas berserakan di atas tempat tidur kayu yang sudah miring. Lubang menganga pada beberapa titik dinding kamar berbahan gedek itu.

Kedua orangtua Sebina sudah meninggal dunia belasan tahun lalu. Ia tinggal bersama adik perempuannya di rumah itu. Saat kami mendatangi rumah Sebina, adiknya sudah ke kebun, sejak pagi.
Belum Ada Perhatian Pemerintah
Bernadus Jemalus (54), saudara sepupu Sebina mengatakan hampir setiap malam Sebina menangis.
“Kami juga tidak tahu mengapa dia menangis. Kadang-kadang dia juga takut dengan kami. Kalau lihat kami, dia sembunyi,” cerita Jemalus yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Sebina.
Menurut Jemalus, Sebina punya saudara kandung yang kondisinya kini sedang sakit seperti saudarinya itu.
“Saudaranya itu sejak kecil tinggal di keluarga di Longko, Desa Bangka Kantar,” tuturnya.

Jemalus mengatakan, selama ini, Sebina belum mendapat layanan kesehatan. Begitu juga bantuan sosial lainnya.
“Kemarin itu hanya dapat BLT Covid-19 dari desa,” katanya.
“Kami memang punya niat mau membawa dia ke rumah sakit, tetapi, ite (Anda) lihat sendiri kondisi ekonomi kami juga pas-pasan. Apalagi saudari ini tidak punya KTP dan BPJS,” tambahnya.
Ia berharap ada perhatian pemerintah untuk Sebina, baik bantuan pengobatan, maupun bantuan sosial lainnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
“Semoga ada juga orang-orang baik di luar pemerintah yang mau membantu Sebina,” tutupnya.
Rosis Adir