Maumere, Ekorantt.com – Aloysia Yaya Oktavia Sedo (20), adalah seorang gadis pembersih jalan di kota Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, NTT. Ia memilih pekerjaan itu demi obsesi melanjutkan pendidikan tinggi sesuai cita-cita sejak kecil untuk membahagiakan kedua orangtua.
Gadis hitam manis itu merupakan alumni SMA Negeri 1 Maumere pada tahun 2020. Ia punya keinginan besar untuk kuliah namun keterbatasan biaya. Yaya menyadari ia lahir dari keluarga sederhana yang hari-harinya menggantungkan kehidupan dari hasil bertani.
Saat ditemui Ekorantt.com, Kamis 3 Maret 2022 pagi pada sela-sela aktivitas sebagai tukang sapu jalan di wilayah Wairklau Maumere, Yaya berkisah tentang suka duka hidup keluarganya yang serba kekurangan secara finansial. Ia tak putus asa.
Sejak tamat SMA, ia kemudian berkulih di sebuah toko di kota itu. Pekerjaan itu ia geluti semata-mata untuk memulihkan ekonomi keluarga yang ditekan baik Covid-19 maupun ASF. Dari hasil kulih toko, ia juga membantu membiayai beban biaya kuliah kakak sulungnya di Fakultas Ekonomi, Unipa Indonesia Maumere.
“Saya sadar bahwa bapa mama bekerja hanya petani. Kondisi ekonomi keluarga kami memprihatinkan dan saya memahami. Jika saya kuliah maka orangtua harus bekerja keras lagi apalagi badai pandemi yang memporak-porandakan kehidupan ekonomi. Saya harus bersabar dan membantu bapa mama cari uang untuk menopang kehidupan keluarga,” kata Yaya.
Ibarat jatuh ditimpa tangga, sudah hidup sederhana dan salah satu gantungan hidup ekonomi pelihara babi harus gigit jari karena virus ASF memusnahkan belasan peliharaan mereka.
Tapi hidup terus berjalan dan Yaya memaknai hidup ini dengan tekad utama mencari tambahan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan membantu membiayai beban kuliah kakak sulung.
“Saya bekerja selama dua tahun di Toko Rejeki Express Maumere. Bulan Januari 2022 saya bergabung sebagai petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Sikka dan saya sungguh menikmatinya,” ujar Yaya.
Alasan memilih tugas penyapu jalan di Jalan Wairklau Maumere karena untuk memenuhi cita-cita akan melanjutkan kuliah di Unipa Indonesia Maumere bulan Juni 2022 mendatang.
“Kalau di Toko Rejeki Express kerja full sedangkan sebagai petugas kebersihan hanya pagi dan sore jadi masih punya waktu untuk kuliah nantinya,” katanya.
Ketika ditanya tentang kerja sebagai penyapu jalan yang tidak diminati bagi anak muda zaman sekarang, alumni Smansa Maumere ini hanya melontarkan senyuman. Ia berujar, walau seorang gadis dan pekerjaannya ini ditonton oleh teman-teman saat lewat tidak pernah membuatnya malu.
“Saya tidak pernah malu dan tidak gengsi menjalani sebuah pekerjaan. Selama pekerjaan itu baik dan positif mengapa harus malu,” kata dia.
Yaya tinggal di Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae bersama kedua orantuanya Sebast Sedo dan Gabriela Alexa. Setiap pagi dan sore, sekitar 7 kilometer arah timur kota Maumere ia diantar ayahnya Sebast ke Jalan Wairklau Maumere. Mengenakan jacket sweater dan sapu lidi di tangan dengan mengenakan sandal jepit, Yaya mulai beraktivitas menyapu di kawasan itu.
“Bapak tunggu sampai selesai saya bekerja. Kemudian pulang rumah. Sore hari saya diantar lagi,” terang Yaya.
Yaya mengatakan jadwal kerja pagi hari setiap pukul 04.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA. Kemudian pada sore hari mulai pukul 15.00 WITA sampai dengan pukul 17.00 WITA.
Gabriela Alexa ketika ditemui Ekorantt.com di kediaman mereka di Desa Watuliwung, Kamis 3 Maret 2022 mengungkapkan putrinya ialah seorang anak yang ulet dan memahami kondisi kehidupan keluarga mereka.
“Yaya seorang pekerja keras. Walau ia gadis tapi dia tidak malu untuk bekerja apa pun yang penting bisa mendatangkan uang. Dan itu telah Yaya buktikan dengan bekerja di toko dan membantu uang kuliah kakaknya yang sudah selesai di Manajemen Unipa bulan Juni 2021 lalu dan sekarang ia kumpulkan lagi untuk ia kuliah,” ujar Gabriela.
Sementara, Maria warga RT 003 /RW 008 Jalan Wairklau, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok mengatakan sosok gadis Yaya tidak seperti gadis zaman sekarang ini. Maria berkata, Yaya ialah sosok gadis yang rajin dan tekun dalam setiap usaha kerja-kerjanya.
“Kerja sebagai penyapu sampah di jalan umum dan dilihat banyak orang tidak mungkin dilakukan oleh anak muda sekarang. Gadis pekerja seperti Yaya sulit ditemui di zaman milenial ini. Yaya sungguh memahami kehidupan keluarga dan membantu orang tua dengan ikhlas,” ujar Maria yang mengaku sering bertemu Yaya menyapu jalan.
Yuven Fernandez