Ende, Ekorantt.com – Bupati Ende, Djafar H. Achmad mengunjungi masyarakat, para kepala desa, dan tokoh adat di Kecamatan Ndona Timur belum lama ini. Persoalan infrastruktur dan pasokan listrik menjadi keluhan utama masyarakat.
“Bapak Bupati lihat sendiri, jalan kami di sini rusak parah. Kami serukan ini kepada Bapak supaya masalah ini bisa segera diatasi. Minimal jalan ke kampung kami sama baiknya dengan jalan di kecamatan lain,” kata tokoh masyarakat Sokoria, Tomas Ta’o dalam dialog dengan Bupati Djafar.
Tomas juga mengeluh soal tidak stabilnya listrik di wilayah Ndona Timur. Padahal, Ndona Timur memiliki lokasi energi panas bumi.
“Kalau bisa kami di sini punya gardu listrik sendiri sehingga listrik tidak perlu mati-hidup lagi, tidak stabil. Kami minta ini, karena kami tahu alam kami telah sumbang banyak untuk pasokan listrik di PT SGI,” harap Tomas.
Bupati Djafar mengaku, jalan ke Ndona Timur memang rusak parah. Masalah infrastruktur ini menjadi perhatian pemerintah ke depannya. Kendati demikian, bupati belum memberikan jawaban yang konkret.
“Kita juga berharap PT SGI atau Sokoria Geothermal Indonesia yang mempunyai kegiatan operasional dan bisnis di sini bisa memperhatikan keluhan masyarakat, terutama soal melibatkan potensi anak daerah dan memperkerjakan masyarakat sekitar sebagai karyawan,” jelas Djafar.
Pernyataan itu disampaikan Bupati Djafar dalam kunjungan kerja ke Sokoria, Ndona Timur, dalam rangka penyaluran sumbangan 19 ton beras dari Dinas Sosial Kabupaten Ende. Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati Djafar didampingi Wabup Erik Rede dan sejumlah pejabat daerah.
Secara terpisah, koordinator kelompok studi Ende Bergerak, Agustinus Tetiro mengapresiasi penyaluran bantuan beras dan silaturahmi Bupati Djafar dengan masyarakat di Ndona Timur.
“Kita perlu mengapresiasi penyaluran sumbangan beras ini. Itu artinya pemerintah daerah responsif dengan kondisi masyarakat setempat di tengah pandemi seperti saat ini,” kata Agustinus, yang sering disapa dengan panggilan Gusti.
Gusti berharap, Bupati melalui kuasa di tangannya bisa segera cepat tanggap memperbaiki kerusakan jalan di Ndona Timur.
“Soal bentuk kebijakan perbaikan infrastruktur jalan raya ke Sokoria pasti Pak Bupati lebih tahu. Entah menggunakan APBD ataupun kerja sama dengan badan usaha yang sedang beroperasi di Sokoria ataupun skema lain. Kita berharap bupati melalui dinas terkait dan semua pihak bisa memprioritaskan keluhan masyarakat soal infrastruktur jalan raya ini,” ungkap Gusti.
Gusti juga mengomentari kehadiran PT GSI. Menurut Gusti, pemerintah daerah harus bisa memastikan perusahaan tersebut menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) dan memprioritaskan tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (environmental social government/ ESG). Ini penting agar perusahaan bisa membawa dampak positif yang besar bagi masyarakat dan daerah.
“Secara internal, GSI pasti memahami konsep profit, people and planet. Hanya, pemerintah daerah harus bisa menunjukkan bahwa kita tidak main-main dengan tanggung jawab yang harus dipenuhi perusahaan. Untuk hal ini, tentu pemerintah harus memahami apa yang harus dikatakan di hadapan investor-investor itu,” tegas Gusti.