Lurah Wairotang Libatkan Difabel dalam Perencanaan Pembangunan

Maumere, Ekorantt.com – Lurah Wairotang, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Yohanes de Rosari melibatkan komunitas difabel dalam setiap musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) kelurahan di wilayah itu.

Keterlibatan para difabel untuk memberikan usul dan saran serta masukan dalam rencana pembangunan pada setiap tahun anggaran berjalan.

“Setiap kegiatan dan rapat di kelurahan tentang program kelurahan, ketua difabel selalu diundang memberikan masukkan-masukkan yang bermanfaat sehingga tidak terkesan para difabel dinomorduakan,” ujar Yohanes, Rabu (09/03/2022) di Maumere.

Dalam setiap musyawarah, komunitas difabel juga diberi kesempatan untuk mendapatkan bantuan dana stimulan dalam kegiatan usaha kreatif mereka. “Tahun 2023 nanti diupayakan dana hibah untuk usaha galon bagi kelompok difabel sehingga mereka betul-betul diberdayakan,” ucap Joni.

Ketua Kelompok Difabel Cahaya Kasih Sabinus Sano (43) menyebutkan Kelurahan Wairotang sebagai kelurahan inklusi di mana sistem pemerintahan di kelurahan mengakomodir hak kebutuhan seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Juga tanpa stigma dan diskriminasi bagi penyandang disabilitas.

“Sebagai salah satu kelurahan inklusi, kehadiran kelompok difabel Cahaya Kasih dalam naungan kelurahan yang disahkan melalui SK Lurah,” ujar Sabinus.

Sabinus berkata, pihak kelurahan tidak hanya menyandang status kelurahan inklusi tapi diimplementasikan dalam setiap program atau kegiatan di kelurahan selalu mengikutsertakan ketua kelompok difabel. Pasalnya, para difabel tidak minta untuk dikasihani tapi hanya butuh ruang untuk mengekspresikan diri.

“Bulan Februari 2022 lalu salah satu anggota difabel Petronela Dua Pote mewakili Kelurahan Wairotang mengikuti musrengbangcam di Kantor Camat Alok Timur. Ini bukti bahwa tidak ada diskriminasi dalam pemerintahan bagi difabel dan tidak dipandang sebelah mata lagi karena difabel punya hak setara dengan non difabel,” kata Sabinus.

“Para difabel memiliki keterampilan. Kami hanya butuh diakui dan diterima untuk bekerja sesuai dengan keterampilan yang kami miliki,” ujar tenaga kependidikan pada SDK 092 Maumere 111 Kelurahan Kota Baru ini.

Sabinus menyebutkan jumlah anggota kelompok difabel Cahaya Kasih sebanyak 25 orang. Kelompok itu juga sering melaksanakan kegiatan bulanan dengan pertemuan berkala, arisan kelompok, pembayaran iuran kelompok dan iuran untuk Forum Belarasa Difabel Nian Sikka (Forsadika) sebagai organisasi induk kelompok difabel di Sikka.

“Saat ini anggota kelompok difabel Cahaya Kasih sedang mengikuti pelatihan pengolahan teh celup dari daun kelor di Misi Santo Yoseph Maumere,” terang Sabinus.

Yuven Fernandez

spot_img
TERKINI
BACA JUGA