Gregorius Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Kerajinan Parang

Bajawa, Ekorantt.com – Parang ialah lambang keperkasaan bagi pria di Kabupaten Ngada dan sekitarnya. Parang menjadi alat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari khususnya bertani.

Dari sisi tradisi, parang juga sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian maklumat adat (Bhea sa) serta sebagai sarana doa penyembelih hewan kurban.

Bagi pria di Ngada, parang menjadi kebutuhan mendasar. Sebab, dari generasi ke generasi parang telah memberikan kontribusi dalam tatanan kehidupan sosial. Mereka menganggap parang ialah bagian dari diri mereka. Tak heran jika harganya melambung dari waktu ke waktu.

Tingginya minat masyarakat untuk memperoleh parang Bajawa menjadi peluang ekonomi Gregorius Redo (40). Warga RT 003, Dusun Were Meze, Desa Were I, Kecamatan Golewa merupakan pengerajin parang Bajawa yang sudah bergelut sejak 15 tahun lalu.

“Profesi ini cukup membantu perekonomian rumah tangga saya,” ujar Gregorius.

Betapa tidak, dalam seminggu ia bisa meraup keuntungan berkisar Rp750 ribu hingga Rp1,3 juta. Pendapatan itu ia gunakan untuk kehidupan keluarga serta menabung untuk membiayai kedua anaknya pada jenjang perguruan tingga nanti.

Gregorius berujar, kerajinan tangan itu dijual di Pasar Mataloko. Selain itu, ada juga pembeli yang datang membeli di rumahnya.

“Uang saya dapat dari jualan parang biasa saya gunakan untuk arisan, makan minum sehari-hari dan biaya anak sekolah,” ujar ayah dua anak itu.

Suami dari Generosus Marselina Siu itu menyatakan selain membuat parang, belakangan ia fokus menghasilkan sejumlah sarung parang yang akan dijual ke Pasar Malanuza, Golewa. Sarung parang dibuat dari kayu nara kemudian dianyam dengan rotan untuk menghasilkan nilai seni.

Dengan menjadi pengrajin parang, Gregorius merasa cukup membantu kebutuhan sehari-hari.

Belmin Radho

spot_img
TERKINI
BACA JUGA