Jakarta, Ekorantt.com – Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema mendapat kunjungan dari perwakilan Masyarakat Diaspora Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Perwakilan masyarakat tersebut datang dari wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan langsung menemuinya di ruang rapat Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Rabu (16/3/2022).
Ansy Lema mengatakan, ia tidak hanya menerima aspirasi tetapi selalu membuka diri kepada warga diaspora yang berkunjung dan mengajak berdiskusi.
“Tidak hanya mengunjungi dan menerima aspirasi dari rakyat yang tinggal di NTT, saya selalu membuka diri kepada diaspora untuk berkunjung serta berdiskusi. Rumah DPR di Senayan adalah rumah rakyat yang harus dibuka kepada setiap aspirasi,” ujarnya.
Lebih jauh, Ansy menjelaskan, perwakilan diaspora TTU yang datang berasal dari berbagai profesi dan latar belakang seperti buruh pabrik, dosen atau akademisi, praktisi, pengacara, mahasiswa, pengusaha, pekerja, dan lain-lain.
“Kehadiran mereka adalah simbol cinta kepada kampung halaman dari tanah rantau. Secara penuh antusiasme Diaspora bercerita mengenai kondisi wilayah mereka di Miomaffo, Bikomi, Insana, Biboki dan Kota Kefa,” katanya.
Diketahui Ansy dan semua diaspora yang hadir berdiskusi tentang kebutuhan dan potensi pertanian, peternakan, kelautan-perikanan, kelangkaan air bersih, alih fungsi lahan dan kawasan hutan, pengolahan pasca panen produk pertanian, smart farming, pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal komunitas hingga tingginya angka stunting di TTU.
“Tak lupa pada saat itu diaspora menyampaikan ucapan terima kasih atas perjuangan saya di Komisi IV DPR RI dalam menyuarakan dan mempertahankan Status Cagar Alam (CA) Mutis,” ungkap Ansy.
Terkait CA Mutis, Ansy menekankan bahwa itu adalah simbol budaya Atoni Pah Meto (Suku Dawan), jantung peradaban, dan paru-paru Timor perlu dijaga kelestariannya dalam wawasan ekologis demi kepentingan masyarakat adat.
“Pada saat rapat di Komisi IV, saya meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar jangan mengutak-atik CA Mutis,” tambah Ansy.
Sebagai tanggapan atas aspirasi diaspora, Ansy menyampaikan bahwa Kabupaten TTU tetap ada dan tinggal dalam sanubarinya.
Di akhir diskusi, Ansy berkomitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi masyarakat TTU. Ia juga berterima kasih kepada Diaspora TTU yang sudah datang bersilaturahmi dalam nuansa penuh kekeluargaan.