Labuan Bajo, Ekorantt.com – Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi meresmikan empat unit kapal wisata bottom glass di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Jumat (18/03/2022) sore.
Menteri Budi mengatakan, kapal wisata bottom glass sebagai bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap 5 (lima) Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Adapun kapal wisata ini dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah kapal sehingga dapat melihat keindahan alami di bawah air serta dapat menampung 44 orang.
“Tujuan kapal ini untuk mendukung pariwisata di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Yang kita ketahui Sulawesi Utara identik dengan Bunaken dan Nusa Tenggara Timur juga identik dengan pulau komodonya dan keindahan alam bawah air di taman laut nasional memang terlanjur tersohor,” ujar Budi dalam keterangan tertulis kepada Ekorantt.com, Jumat malam.
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Laut Camp Mugen Sartoto dalam laporan tertulisnya menerangkan kapal wisata itu dengan standar Peraturan Klasifikasi Indonesia (BKI) volume VII Rules for Small Vessels Up to 24 Metres sebagai jenis kapal penumpang yang dapat menampung 44 orang dengan panjang kapal 23,1 meter/GT.129.
Kapal wisata bottom glass merupakan hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemda NTT dan Sulawesi Utara.
“Kapal wisata bottom glass ini berjumlah empat unit terdiri dari dua unit kapal wisata Baswara Bahari 1 dan 2 dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi NTT dan atau Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat serta dua unit kapal wisata Nirmala Bahari 1 dan 2 akan dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan atau Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara,” terang Sartoto.
Ia menambahkan kapal yang diperuntukkan bagi Pemprov NTT bernama KM Baswara Bahari 1 dan KM Baswara Bahari 2. Kapal tersebut memiliki lebar 8 meter, tinggi 2,65 meter, serta kecepatan maksimum 12 knot.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Isyak Nuka menuturkan pemerintah akan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan kapal yang dikhususkan bagi Pemprov NTT. Ke depannya, direncanakan akan menawarkan pengelolaan kapal tersebut bagi pihak lain yang tertarik berbisnis dalam bidang pariwisata.
Kadis Isyak belum memastikan terkait sistem pengelolaan kapal tersebut, entah dalam bentuk tender atau penunjukan langsung. Namun, dia menyebut setiap perusahaan yang ingin terlibat harus memasukkan tanda penawaran minat agar dilihat oleh pemerintah provinsi.
Dia berharap kehadiran kapal tersebut mampu memberikan manfaat untuk masyarakat, terutama bagi wisatawan yang tidak bisa menyelam. Nantinya mereka bisa menikmati keindahan bawah laut alam Labuan Bajo, Riung-Ngada, Nagekeo, Maumere, dan Alor dengan nyaman menggunakan dua kapal itu.
Isyak menyatakan kapal tersebut memang diperuntukkan bagi Labuan Bajo sehingga kapal akan berpusat di Labuan Bajo. Namun, sebagai aset pemerintah provinsi, kapal akan tetap beroperasi ke daerah tujuan wisata sesuai izin lintasan dan operasional yang telah dikeluarkan oleh otoritas terkait.
Ian Bala