Atambua, Ekorantt.com – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Sinar Pancasila Betun melakukan kegiatan wisata ilmiah di Benteng Tujuh Lapis Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Atambua, Kabupaten Belu.
Kegiatan ini merupakan praktik nyata dari mata kuliah Manajemen Pariwisata yang diikuti oleh 50 mahasiswa/i serta para dosen Prodi Pendidikan Sejarah.
Diketahui, kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 18-20 Maret 2022. Tujuan utama kegiatan ini adlaah untuk menggali sejarah tentang Benteng Tujuh Lapis yang letaknya 1 km dari Fulan Fehan, Desa Dirun.
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Sinar Pancasila Betun, Antonius Bere, mengatakan bahwa kegiatan ini bisa menambah wawasan mahasiswa tentang potensi pariwisata dan kearifan lokal yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) umumnya dan Pulau Timor khususnya.
“Kegiatan ini bisa menambah sumber belajar sejarah bagi generasi muda terutama yang berkaitan dengan sejarah lokal yang belum diketahui publik. Wisata ini juga sebagai media untuk promosi potensi wisata lokal yang ada di NTT,” katanya.
Heribertus Kamang, selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pariwisata mengatakan, kegiatan wisata ilmiah ini merupakan implikasi dari mata kuliah Manjemen Pariwisata.
Senada dengan itu, Kamang menambahkan, kegiatan wisata ilmiah seperti ini merupakan gambaran kepada pembaca bahwa pelajaran sejarah tidak hanya berada di kelas dan tentang semua penelitian yang ada di buku, melainkan sebuah ilmu yang sangat kompleks dan sangat menarik jika dipoles dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Melalui kegiatan wisata ilmiah yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Sejarah STKIP SPB merupakan bentuk nyata dalam mempromosi wisata lokal serta bagian dari dukungan nyata dari Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Sinar Pancasila dalam pengembangan wisata yang ada di NTT khususnya wilayah Timor Barat (Belu-Malaka),” tambahnya.
Marsela Makleat, salah satu peserta dan mahasiswa dalam kegiatan wisata ilmiah ini berpendapat bahwa kegiatan seperti ini paling dinantikan para mahasiswa.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami sebagai mahasiswa bisa mengetahui dan bisa terjun langsung di tempat-tempat bersejarah yang ada di NTT. Kita sebagai generasi muda harus turut ambil bagian dalam mempromosikan tempat bersejarah di NTT,” katanya.
Marsela mengakui bahwa saat ini banyak tempat wisata di NTT perlahan menjadi tempat favorit semua orang, terkhusus bagi wisatawan luar negeri.
Di sisi lain, Raja Kerajaan Dirun Alfonsius Bere Mali menambahkan bahwa sebagai pemimpin kerajaan di wilayah tersebut, ia mengapresiasi apa yang dilakukan para mahasiswa.
“Saya sangat mengapresiasi niat baik anak-anak mahasiswa STKIP Sinar Pancasila Betun di Kabupaten Malaka dan juga tentunya kepada bapak ibu dosen yang sudah mendampingi,” tutup Alfonsius.