Kupang, Ekorantt.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau langsung Hunian Tetap (Huntap) korban Siklon Seroja di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang pada Senin (23/03/2022).
Ada 173 hunian yang dibangun di Manulai II dari 1.922 unit yang tersebar di 6 kabupaten/kota.
Pembangunan ini telah berproses cukup cepat dengan progres pembangunan mencapai hampir 90 persen yang ditargetkan akan rampung pada Mei 2022 mendatang.
Menko PMK mengatakan huntap tersebut disiapkan untuk korban yang rumahnya terdampak berat dan harus pindah.
Dalam peninjauannya itu, Menko PMK menyaksikan di dalam huntap tersebut sudah tersedia Infra Kawasan Pemukiman seperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jalan lingkungan dan sanitasi.
Menko PMK meminta Kementerian PUPR dan Pemerintah Kota Kupang segera menyiapkan hunian yang sudah selesai dan mengatur penyerahan kepada warga korban bencana.
“Saya minta kalau sudah tidak ada masalah, segera diserahterimakan (dari Kemen-PUPR) ke Pemkot agar segera diatur, sebelum nanti warga khawatir dan secara sepihak masuk ke rumah tidak beraturan,” jelasnya.
Bagi korban terdampak berat yang belum mendapatkan rumah, kata Muhadjir, tahap berikutnya akan segera dilakukan. Mengingat saat ini baru 173 korban yang mendapatkan huntap dari total 405 korban terdampak berat.
“Jumlahnya masih cukup besar, jadi saya minta warga untuk sabar, karena pemerintah pasti akan memperhatikan,” ungkap Menko PMK.
Selain itu, Menko PMK akan segera berdiskusi dengan pemerintah setempat terkait bantuan dana tahap dua bagi warga terdampak berat yang belum cair.
“Kalau dana stimulan untuk korban yang tidak relokasi sudah turun semua. Tinggal dievaluasi dan dipastikan apakah korban berhak atau tidak, nanti dicek ulang, baru diserahkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK didampingi Wali Kota Kupang Jefirstson R. Riwu Kore, Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, dan Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi NTT dan NTB Widiarto.
Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi NTT dan NTB Widiarto mengatakan, saat ini pembangunan huntap tersebut sudah berada di tahap finishing akhir dan selanjutnya akan diserahkan ke pemerintah kota setempat.
“Huntap ini menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), luas tanahnya 9×12 meter dan konstruksi tanah sudah sesuai standar tahan gempa,” ungkap Widarto.