Larantuka, Ekorantt.com – Kelangkaan minyak goreng di Larantuka, Kabupaten Flores Timur dirasakan oleh pedagang asongan di pinggir jalan seperti penjual gorengan.
Beberapa penjual gorengan mengaku tak berdaya menyikapi kelangkaan minyak. Pasalnya, di tengah permintaan konsumen yang meningkat tidak diimbangi dengan pasokan minyak goreng.
Dirman (30), pedagang gorengan asal Sulawesi mengaku kewalahan mencari pasokan minyak goreng di Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
“Harga minyak melonjak tinggi. Dulu hanya seratus ribu sekarang naik semua. Saat ini, keliling cari pun tidak ada,” kata Dirman, Rabu (23/3/2022).
Dirman mengatakan, jika pasokan minyak yang ada habis, mau tidak mau ia tidak bisa bekerja untuk sementara waktu.
“Ya kalau habis kita libur,” tukasnya.
Dirman menjelaskan bahwa sampai hari ini, ia mengaku kesulitan soal pasokan minyak goreng dan ia berencana akan menutup usahanya berapa hari ke depan lantaran minyak goreng langka dibarengi dengan minyak tanah.
“Rencananya berapa hari lagi tutup,” imbuhnya.
Tak hanya penjual gorengan, hal yang sama juga dirasakan oleh Syarif (60), pemilik warung makan Probolinggo.
“Minyak goreng susah sekali. Irit-irit lah kita pakai. Kalau tidak, ya liburlah kita,” katanya.
Di lain sisi, Syarif berharap supaya minyak goreng secepatnya beredar. Ia mengatakan walaupun harga mahal, pihaknya akan membeli karena sangat dibutuhkan.
“Meski mahal tapi kalau boleh ada,” timpalnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Flores Timur, Siprianus Ritan mengatakan, kelangkaan minyak goreng di Flotim saat ini juga dirasakan oleh hampir seluruh wilayah di Indonesia.
“Ini akibat dari kebijakan Kemendag awal Februari mengeluarkan edaran minyak goreng satu harga dengan subsidi kepada pabrik sehingga ada mata rantai minyak goreng yang protes dan tidak setuju,” ujarnya.
Kelangkaan ini, kata Siprianus, akibat dari pasokan sawit pabrik minyak goreng terbatas dan sawit lebih banyak ekspor sehingga menyebabkan kelangkaan minyak goreng curah dari pabrik.
“Minggu lalu, kebijakan minyak goreng satu harga itu sudah dicabut oleh Kemendag dan minyak goreng dijual sepenuhnya tergantung mekanisme pasar yang berlaku. Dan semenjak dicabut, kebijakan minyak goreng satu harga oleh Kemendag itu, pabrik sudah mulai produksi minyak goreng seperti awal dan untuk kita di luar pulau Jawa beberapa hari ke depan, minyak goreng sudah bisa ada,” tukasnya.