Mbay, Ekorantt.com – Warga Desa Degalea, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT kesulitan untuk mengakses internet. Pasalnya, internet sangat dibutuhkan untuk mempromosi potensi wisata rohani.
Mereka menyebutkan, jejak peninggalan bangsa Portugis di Lena sejak tahun 1576 menjadi salah satu ikon wisata ziarah rohani yang harus dipromosikan kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Maka kita perlu akses internet sesuai dengan perkembangan zaman. Jadi ini adalah wisata sejarah rohani yang sudah beberapa abad ditinggalkan,” ujar salah seorang tokoh Degalea, Didakus Meo kepada Ekorantt.com, Rabu (23/03/2022) siang.

Berdasarkan catatan sejarah, kata Didakus, Misionaris Portugis dari Biara Dominican datang ke Indonesia tahun 1513 di Malaka. Sekitar 60-an tahun kemudian, para Misionaris mendirikan gereja di bukit Lena (Degalea).
Ia menuturkan dari gereja tersebut para Misionaris mulai melakukan pelayanan keagamaan di wilayah Nagekeo hingga ke wilayah Ngada.
“Kenapa kita butuh internet, ya untuk promosi. Untuk memberi kabar bahwa Lena telah menyimpan jejak penyebaran agama Katolik di daratan Flores,” kata dia.
Kepala Desa Degalea Adrianus Pati menerangkan jejak peninggalan Portugis masih ada di Lena seperti beberapa tempat duduk umat dan altar. Saat ini, telah dibangun gua serta beberapa lopo untuk tempat bersantai ria.

“Jadi itu tempat paling puncak yang bisa dilihat dari arah Nangaroro, Ende maupun dari wilayah Ndora dan Kotakeo. Jarak sekitar 800 meter dari jalan. Udara segar dan bisa bersantai-santai di sana,” kata Kades Adrianus.
Ia berharap jika akses internet baik maka kemungkinan besar banyak wisatawan datang berkunjung. Dengan itu, wilayah Degalea bisa dikenal dan perputaran ekonomi masyarakat bisa meningkat.
“Selain jaringan (internet), masyarakat juga minta akses jalan dari Desa Woewutu menuju Degalea. Sehingga wisatawan dari arah Ende lebih cepat menuju ke Lena,” tutur dia.
Ian Bala