Capai Kinerja Penaggulangan Stunting Terbaik di Sikka, Kecamatan Nelle Dapat Penghargaan

Maumere, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan apresiasi capaian kinerja penaggulangan stunting di Kabupaten Sikka dalam kegiatan Musrembang Tematik di Aula SCC Maumere, Senin (28/3/2022).

Apresiasi capaian kinerja penaggulangan stunting ini diberikan untuk Kecamatan Nelle atas pelaksanaan aksi penanggulangan stunting terbaik se-Kabupaten Sikka.

Camat Nelle Akulinus mengatakan, keberhasilan dan penghargaan ini atas kerja sama dan dipersembahkan untuk Team Penanggulangan Stunting yang terdiri dari Lintas Sektor (Pemcam, Puskesmas, Pemdes, BPP Kecamatan, Pendamping PKH, Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa, Kader Pembangunan Manusia, Kader Kesehatan, dan tentunya semua orang tua dan pengasuh balita juga semua masyarakat Kecamatan Nelle).

“Team Penanggulangan Stunting Kecamatan Nelle berhasil menurunkan angka stunting yang sebelumnya berjumlah  3 anak menjadi 1 anak berdasarkan hasil operasi timbang terhadap 410 Balita pada bulan Februari 2022. Angka ini mengantarkan Kecamatan Nelle sebagai kecamatan dengan angka stunting terendah di Kabupaten Sikka,” urainya.

Di lain sisi, penghargaan kepada desa yang berhasil menurunkan angka stunting menjadi nol stunting pada operasi timbang bulan Februari tahun 2022.

Penghargaan ini diberikan kepada Kepala Desa Paubekor, Kecamatan Koting untuk Puskesmas Koting dan Kepala Desa Bao Paat dari Kecamatan Lela untuk Puskesmas Nanga.

Piagam penghargaan dari Bupati Sikka ini diserahkan oleh Wakil Bupati Sikka didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus dan tokoh-tokoh penting lainnya yang ikut hadir dalam kegiatan Musrembang Tematik tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kabupaten Sikka, dr. Maria Bernadina Sad Nenu mengatakan, Kabupaten Sikka telah ditetapkan sebagai salah satu dari 160 kabupaten/kota prioritas intervensi stunting nasional.

Bernadina menerangkan bahwa pada Agustus 2020 prevalensi stunting di Kabupaten Sikka sebesar 19,1 persen, tahun 2021 18,2 persen, dan hingga Februari tahun 2022 sebesar 17,1 persen.

“Prevalensi stunting memang memperlihatkan kecenderungan menurun dari tahun ke tahunnya, tetapi tidak signifikan,” jelasnya.

Menurunnya prevalensi stunting, kata Bernadina, karena adanya aksi yang dilakukan secara terintegrasi oleh lintas sektor terkait dan pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024, sehingga target pembangunan berkelanjutan di tahun 2030 sangat bergantung pada capaian di tahun 2024.

Lebih lanjut, Bernadina mengharapkan penurunan stunting ditindaklanjuti sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan pertumbuhan anak di mana bisa mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.

“Anak juga akan lebih rentan terhadap penyakit dan berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya,” pungkasnya.

TERKINI
BACA JUGA