Ruteng, Ekorantt.com – Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi kabupaten itu pada 2020 minus 0,79 persen akibat pandemi Covid-19.
“Berbagai pembatasan dan keterbatasan dalam pergerakan orang, barang dan jasa sejak tahun 2020 telah secara langsung menekan kondisi ekonomi daerah kita,” katanya saat membacakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Manggarai Akhir Tahun 2021 kepada DPRD Kabupaten Manggarai di ruang sidang DPRD, Rabu (30/3/2022).
Sedangkan pada 2021, lanjut Bupati Hery, ekonomi di Kabupaten Manggarai telah mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu naik 1,90 persen.
“Adanya pembalikan dari pertumbuhan negatif pada tahun 2020 menjadi pertumbuhan positif pada tahun 2021, setidaknya menandakan bahwa produksi barang dan jasa kita sudah baik dari tahun sebelumnya,” ujarnya.
Kendati demikian, kata dia, angka pertumbuhan tersebut masih jauh dari target yang diharapkan.
Bupati Hery mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang belum signifikan menyebabkan angka kemiskinan di Manggarai masih cukup tinggi, yakni 20, 58 persen atau sebanyak 71.000 jiwa.
“Berkaitan dengan tingkat ketimpangan yang diukur dengan angka koefisien gini, meski belum tersedia angka perhitungan resmi, namun patut diduga sedikit mengalami peningkatan. Yang artinya ada ketimpangan yang semakin besar antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini menyebut, ketimpangan disebabkan oleh pengalaman bahwa pukulan paling keras dari setiap krisis biasanya dialami oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
“Di sisi lain, kita tentu saja sedikit bernapas lega karena tidak pengangguran terbuka pada Agustus 2021, tercatat sebesar 3,7 persen dari total angkatan kerja,” sebutnya.
Angka pengangguran ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar 4,09 persen.
Ia mengatakan, menurunnya tingkat pengangguran menunjukkan bahwa berjalannya upaya persuasif dari pemerintah kepada pelaku usaha agar tidak terburu-buru melakukan PHK pada masa-masa sulit.
“Selain itu, tentu hal ini menunjukkan masih adanya optimisme di kalangan pelaku usaha berkaitan dengan masa depan bisnis di daerah kita,” tutupnya.