Maumere, Ekorantt.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meresmikan pertashop milik Kopdit Pintu Air di Nita, Kabupaten Sikka dan Dulipali, Kabupaten Flores Timur pada Minggu (10/4/2022).
Viktor Laiskodat, dalam sambutannya, menegaskan bahwa salah satu yang membuatnya berjalan dengan kepala tegak hingga saat ini adalah KSP Kopdit Pintu Air.
“Salah satu andalan gubernur, membuat gubernur berjalan tegak lurus kepalanya karena ada Pintu Air,” tandas Viktor Laiskodat.
Hal ini cukup beralasan. Menurutnya, Pintu Air sudah berhasil mengonkretkan pikiran-pikirannya.
“Pikiran-pikiran gubernur selalu dikerjakan konkret oleh Pintu Air,” jelasnya.
“Saya berterima kasih kepada Pintu Air. Masih banyak PR lagi yang saya kasih ke Pintu Air,” sambungnya.
Lebih lanjut, Viktor Laiskodat menjelaskan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dibangun dalam semangat kolaborasi. Tidak bekerja sendiri.
“Nusa Tenggara Timur tidak lama lagi keluar dari kemiskinan bila menggunakan cara kerja kolaborasi,” tegasnya.
Kerja sendiri-sendiri itu tidak disukai Tuhan. Ciri khas kerja Tuhan, kata politisi NasDem ini, adalah kerja bersama. Tanpa kerja kolaborasi, NTT tidak akan maju.
Sementara Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano mengatakan, Pintu Air berkembang dari 50 anggota hingga menjadi besar seperti sekarang. Hal itu terwujud karena berpegang teguh pada prinsip “lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”
Diakuinya, beberapa tahun terakhir Pintu Air mengembang sejumlah usaha sektor karena, salah satunya, dimotivasi oleh Gubernur Viktor Laiskodat.
Dalam beberapa kali pertemuan, tutur Jano, Gubernur Viktor Laiskodat selalu memberikan motivasi kepada pengurus dan manajemen Kopdit Pintu Air untuk menjajaki usaha-usaha sektor riil demi kesejahteraan anggota.
“Tidak berlebihan kalau saya bilang Pa Gubernur ini motivator sangat ulung dan riil,” ujar Jano.
Jano pun menggarisbawahi pentingnya kerja sama semua elemen dalam membangun NTT. Koperasi memiliki anggota di hulu dan untuk bergerak ke hilir, dibutuhkan dukungan pemerintah.
“Kita tidak butuh uang. Kita butuh pendampingan dan dukungan pemerintah,” tandas Jano.
Jano menegaskan bahwa koperasi pada prinsipnya hadir untuk mendidik anggota agar tidak bermental penadah tetapi berjuang bersama-sama untuk hidup mandiri.