Mahasiswa Prodi Ekowisata Cristo Re Maumere Adakan Outdoor Learning di Air Panas Blidit

Maumere, Ekorantt.com – Sebanyak sebelas mahasiswa-mahasiswi Prodi Ekowisata Politeknik Cristo Re Maumere mengadakan outdoor learning di Air Panas Blidit, Kecamatan Waigete, Sabtu (9/4/2022).

Air Panas Blidit merupakan obyek wisata alam yang lagi menggeliat dan menjadi destinasi wisata akhir pekan bagi wisatawan domestik terutama warga kota Maumere dan sekitarnya.

Kegiatan outdoor learning mata kuliah Wisata Alam oleh mahasiswa Cristo Re ini didampingi dosen pengasuh mata kuliah Wisata Alam, Lorens Lepo dengan aktivitas riil-nya memburu sampah plastik.

Mahasiswi Semester 2 Prodi Ekowisata, Margaretis Arina Pobi (19) mengungkapkan, ia baru pertama kali menginjakkan kaki di Air Panas Blidit.

“Sungguh indah karya besar Tuhan untuk Kabupaten Sikka. Ternyata Air Panas Blidit merupakan wisata alam yang masih perawan,” ujar Arin kepada Ekora NTT, Sabtu (9/4/2022).

Alumni SMAK Sint Gabriel Maumere ini mengomentari kondisi alam di Air Panas Blidit yang tidak terelakkan dari sampah-sampah plastik dan lainnya.

“Selama perjalanan ketika menuruni anak tangga hingga sumber mata air, pemandangan yang disuguhkan adalah sampah plastik. Kami berhasil memungut sampah plastik sebanyak 2 kantong kresek penuh dengan bungkusan snack dan gelas Aqua,” ujarnya prihatin.

Arin menyarankan kepada pemerintah setempat dalam hal ini Disparbud Kabupaten Sikka untuk menyediakan bak penampung sampah.

“Perlu dibuat tulisan peringatan agar pengunjung membuang sampah pada tempatnya. Juga berhati-hati membakar sampah karena tidak ada bak sampah sehingga bisa merambat apinya lewat daun kering sehingga bisa terjadi kebakaran hutan,” sarannya.

Senada dengan Arin, mahasiswi lainnya, Maria Angelina Tiku (19) asal Nagekeo yang juga baru pertama kali mengunjungi air panas Blidit meminta Pemkab Sikka untuk memasang pagar penyanggah pada tangga.

“Ada sekitar 80-an anak tangga di sebelah kiri kanan tidak ada pagar penyanggah. Sementara anak tangga dibuat dari campuran semen itu berlumut dan licin. Sangat berbahaya dan mengancam jiwa,” kata Maria.

Ia juga mengapresiasi pembelajaran outdoor karena yang dijelaskan di ruang kelas langsung dipraktekkan di luar kelas.

“Berbicara tentang wisata alam tidak sebatas teori di ruangan kelas tapi langsung dipraktekkan dengan mengunjungi Air Panas Blidit. Ini yang menyenangkan,” kata Maria bangga.

Sementara itu, dosen pengasuh Mata Kuliah Wisata Alam Lorens Lepo mengatakan, tujuan outdoor learning adalah untuk mengajak generasi muda terutama mahasiswa sebagai The Agent of Change (pelaku perubahan) untuk mengenal dan mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan ekosistem di sekitarnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA