Mbay, Ekorantt.com – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo Agustinus Pone mengatakan pemerintah telah berupaya menekan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.
Hal ini disebutkan Agustinus menyusul peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan Nagekeo masuk dalan peta merah risiko cuaca ekstrem kekeringan yang berpotensi terjadi kebakaran.
“Kami koordinasi dengan TNI-Polri untuk monitoring khususnya terjadi kebakaran hutan dan lahan yang akibat dari ulah manusia,” kata Agutinus di Mbay, Senin (30/5/2022) siang.
BPBD Nagekeo juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di desa-desa yang sering terjadi kebakaran.
Agustinus menyebut, Desa Aeramo, Desa Anakoli dan Desa Tendatoto merupakan salah satu spot yang mana terdeteksi terjadi titik panas di Kabupaten Nagekeo. Wilayah-wilayah itu rentan terjadi kebakaran.
“Kebakaran karena ulah manusia akibat faktor sosial budaya misalnya berburu oleh beberapa komunitas adat. Kami sudah melakukan monitoring secara terpadu ke wilayah-wilayah itu,” ujar dia.
Selain itu, BPBD juga berasumsi kebakaran terjadi juga disebabkan oleh ulah para peternak yang dilakukan secara sengaja untuk ketersediaan pakan ternak.
Karena itu, BPBD berupaya menekan agar kebakaran hutan dan lahan di wilayah tidak begitu masif pada tahun ini.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKMG) mengeluarkan peringatan dini potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT menjelang musim kemarau.
Nagekeo ialah salah satu kabupaten yang masuk dalam peta merah rawan kebakaran hutan dan lahan.
Peringatan dini ini dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi El Tari Kupang pada Rabu, 11 Mei 2022 yang teruskan oleh Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda Sikka.