Mbay, Ekorantt.com – Yayasan Puge Figo (YPF) akan menyelenggarakan Festival Ekologi Flores di Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada pada tanggal 13–15 Oktober 2022.
Kegiatan yang akan melibatkan seluruh komponen masyarakat, pejabat daerah dan para aktivis lingkungan tersebut dibawah tema ‘Peduli Alam Kita’.
Tema tersebut selaras dengan program dan visi misi Yayasan Puge Figo untuk mendukung kegiatan-kegiatan masyarakat dan stakeholder yang peduli terhadap kegiatan pelestarian alam dan hutan.
Sebab, LSM yang berdiri tahun 2014 itu sudah yang bergerak di bidang pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat tani. Program kegiatan yang sudah dilakukan bersama masyarakat meliputi reboisasi lahan kritis, perlindungan sumber air (reboisasi kawasan mata air dan sumber air), edukasi ekologi, dan pendampingan agroforestri.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Emanuel Djomba saat menemui Bupati Nagekeo, dr Johannes Don Bosco Do, Rabu (10/8).
Ia menerangkan festival ekologi bertujuan untuk mengampanyekan kelestarian alam serta memberi penguatan kepada masyarakat lokal agar tidak sepihak merusak lingkungan.
Selain itu, untuk membangun dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; memotivasi seluruh mitra dan stakeholder untuk lebih berperan aktif dan berkolaborasi dalam pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.
Emanuel menjelaskan festival ekologi juga dijadikan wahana komunikasi, lingkungan, edukasi dan transformasi pengetahuan dalam pengelolaan lingkungan; dan memberikan wawasan dan pemahaman tentang pentingnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
Melalui momen ini, pihaknya mengajak elemen masyarakat untuk berpikir dan peduli tentang lingkungan sekaligus sebagai upaya membangkitkan dan menggelorakan semangat sadar dan peduli terhadap pengelolaan serta perlindungan lingkungan hidup.
“Juga untuk menggali kearifan lokal melalui khasanah seni, budaya dan tradisi yang menggambarkan kehidupan selaras alam yang diwariskan nenek moyang dari masa lalu, dan menumbuhkan kembali kearifan lokal dalam upaya pelestarian lingkungan,” terang Emanuel.
Ia menambahkan konten festival ekologi ini akan diisi dengan kegiatan pameran produk, perlombaan yang berkaitan dengan isu ekologi, pertunjukkan seni budaya dan teatrikal yang menunjukkan kearifan budaya lokal selaras alam, seminar dan diskusi tentang isu aktual seputar ekologi.
Berbagai kegiatan itu diawali dengan pembukaan yang diwarnai aksi pemukulan kentongan dan penanaman pohon. Kegiatan itu akan melibatkan Bupati Ngada Andreas Paru dan Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do serta seluruh pejabat daerah di dua wilayah itu.
Bumi sebagai Rumah
Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do berpesan agar penyelenggaraan festival tidak sekedar menampilkan kegiatan seremonial acara saja, tetapi harus menjadi momentum yang mampu menggerakan masyarakat untuk hidup selaras alam.
“Harus menjadi momen strategis dalam membangkitkan gairah masyarakat untuk ikut ambil bagian melestarikan alam dan merawat bumi sebagai rumah,” kata Bupati Don.
Politis Nasdem itu berharap agar festival ekologi menjadi momen edukasi, promosi dan aksi nyata bagi masyarakat.
Dengan itu, ia mendorong agar adanya usaha-usaha untuk melakukan konservasi dan rebosisasi di daerah hulu DAS Aesesa menjadi perhatian serius karena DAS ini menghidupi banyak warga masyarakat sekitarnya, dari Ngada hingga Nagekeo, kata Bupati Don.