Maumere, Ekorantt.com – Lusia Anselmia (31) yang seharian bekerja sebagai pengrajin dan penjahit suvenir di Sentra Kerajinan Tenun Ikat dan Aneka Suvenir Khas Maumere “Tikung Indah”.
Ketika Ekora NTT menyambangi Sentra Kerajinan Tenun Ikat dan Anek Suvenir Khas Maumere pada Senin (22/8/2022), ia mengungkapkan keterampilan yang ia geluti sejauh ini adalah melalui belajar autodidak.
“Banyak yang datang belanja di Sentra Suvenir Tikung Indah, melihat produk yang hasil jahitan dan menanyakan sebagai penjahit suvenir apakah tamat dari SMK Tata Busana. Saya mengatakan hanya tamat SD dan autodidak,” ujar Lusia.
Sentra Kerajinan Tenun Ikat ini berlokasi di Pusat Jajanan dan Cinderamata Pasar Bongkar, Kelurahan Kota Uneng Maumere yang menyediakan aneka suvenir berupa topi, tas ransel, tas pinggang, tas punggung, kotak pensil dari bahan kain sarung.
Sebagai pengrajin suvenir, kata Lusia, dirinya selalu meng-update model-model baru yang menjadi pangsa pasar.
“Walau banyak orang menilai hasil jahitan bagus tapi saya tidak puas diri. Saya selalu penasaran dengan model-model baru dan terus belajar untuk hasilkan produk sovenir kekinian,” tegas ibu satu anak ini.
Sejak 2012, tambah Lusia lagi, sudah bergabung dengan ibu Elisabeth Diaz pemilik Sentra Kerajinan Tenun Ikat Aneka Sovenir Khas Maumere “Tikung Indah” ini.
Sebelum Covid-19, Lusia bersaksi, banyak pembeli menyerbu Tikung Indah tetapi badai pandemi Covid-19 berdampak pula soal kunjungan.
“Sebelum itu hasilnya lumayan. Tapi setelah badai Covid mulai mengalami penurunan. Tapi saat ini, Tikung Indah kembali eksis dan mulai menggeliat,” katanya bersemangat sembari menjahit topi sarung pesanan dari teman UMKM lainnya.
Sementara pemilik Sentra Kerajinan Tenun Ikat dan Aneka Suvenir Khas Maumere Elisabeth Diaz kepada Ekora NTT mengatakan, Lusia adalah andalan satu-satunya di Sentra Kerajinan Tenun Ikat miliknya.

“Dia punya bakat alam hanya lihat contoh saja sudah bisa kreatif sendiri,” ungkap Elisabeth.
Alasan Elisabeth memilih Lusia menjadi pengrajin Sovenir di Tikung Indah, tambah Elisabeth, karena banyak permintaan konsumen untuk diversifikasi sehingga dirinya mencari penjahit andal.
“Lusia penjahit andal karena autodidak. Sudah belasan tahun berdua bergelut bersama di bidang suvenir,” ujarnya.
Pada bagian lain pembicaraan dengan Ekora NTT Elisabeth mengakui baju kaus berlogo Maumere di Tikung Indah sangat laris manis bagi sebagian besar perantau asal Sikka.
“Para perantau tidak pernah tawar langsung beli. Hanya saat ini stok kosong dan masih dalam pesanan,” tutup Elisabeth.