Kupang, Ekorantt.com – Stok pupuk subsidi bagi para petani di NTT sangat terbatas. Pasalnya, jumlah kuota untuk NTT sebesar 15 persen dari jumlah kebutuhan yang ada bagi petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli mengatakan, hal ini merupakan imbas dari ketersediaan pupuk secara nasional. Di mana, pemerintah hanya mampu menyediakan pupuk sebanyak 9 juta ton dari jumlah kebutuhan pupuk secara nasional sebanyak 25 juta ton.
“Otomatis sudah mengalami defisit. Dari sananya memang sudah defisit,” tuturnya kepada kepada awak media di Kupang pada Selasa, 27 September 2022.
Meski begitu, kata Frederich, Pemerintah Provinsi NTT memastikan ketersediaan pupuk subsidi bagi petani.
“Kita barusan rapat dengan distributor pupuk di 12 gudang di NTT untuk memastikan gudangnya penuh dan memenuhi kebutuhan musim tanam di musim ini. Jadi masing-masing petani berdasarkan NIK itu berhak mendapatkan pupuk bersubsidi,” ujar Frederich.
Untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk di para petani, lanjut Frederich, pemerintah telah mengambil langkah atau kebijakan yaitu optimasi prioritas strategis bagi tanaman padi, jagung, kedelai dan juga tanaman yang berhubungan dengan pangan.
Kebijakan lain adalah penggunaan pupuk non subsidi. Penggunaan pupuk subsidi ini, kata Frederich, diperuntukkan bagi program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Penggunaan pupuk non subsidi ini untuk mengantisipasi kekurangan atau kelangkaan pupuk subsidi.
“Nah, ini yang kita kerjakan di TJPS dengan menggunakan pupuk non subsidi. Sehingga jaminan suplainya itu ada. Walaupun harganya lebih mahal dan produksi jagung terpenuhi maka itu tidak jadi masalah,” ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada para petani untuk segera mengakses pupuk subsidi yang akan disebarkan di setiap kabupaten. Sedangkan untuk pupuk non subsidi akan disediakan oleh pihak ketiga (offtaker) yang telah ditentukan pemerintah.
“Untuk pupuk subsidi, petani langsung ke pengecer pupuk di masing-masing kecamatan dan desa. Sedangkan untuk pupuk non subsidi itu datang dari offtaker. Jadi petaninya standby di rumah, offtaker koordinasi pupuk kebutuhan petani, dikumpulkan terus petani terima di tempat,” tutupnya.
Patrik Padeng