Maumere, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air terus memperjuangkan soliditas di tengah masyarakat tanpa sekat primordial dalam lembaga Koperasi Simpan Pinjam yang berkantor pusat di Rotat, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT.
Spirit perjuangan KSP Kopdit Pintu Air tersebut dirasakan Arny Yani (23). Dirinya adalah karyawati bagian Administrasi Umum KSP Kopdit Pintu Air Cabang Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Ia mengungkapkan, KSP Kopdit Pintu Air memberikan banyak pelajaran yang sangat berarti bagi dirinya dan keluarga.
“Walau berasal dari keluarga Islam, Pintu Air telah membangun soliditas keluarga yang sangat erat tanpa sekat primodial yang berkaitan dengan suku, agama, ras dan antar golongan,” jelas Arny kepada Ekora NTT di sela-sela kegiatan pembukaan On The Job Training Komite dan Manajemen KSP Kopdit Pintar tahun 2022 di Aula Sumur Yakob, Senin (10/10/2022).
Anak pertama Abdul Malik-Nurmawati ini berkisah, awal mula jatuh cinta untuk bergabung dengan Pintu Air karena mendengar cerita dari ibunya Nurmawati.
Tanpa sepengetahuan suami dan anak-anaknya, kata Arny, pada 2018 lalu, Nurmawati diam-diam bergabung menjadi anggota KSP Kopdit Pintu Air Cabang Larantuka Flores Timur.
Arny mengatakan masih segar dalam ingatan, kata-kata Nurmawati yang mengungkapkan bahwa mereka berasal dari keluarga sangat sederhana.
“Menjadi anggota koperasi dan menabung di koperasi dan meminjam akan membantu memperbaiki taraf hidup keluarga. Pilihan saya jatuh pada KSP Kopdit Pintu Air karena fokus kepada nelayan, petani, peternak, dan buruh,” kenang Arny.
Karenanya, ketika berhenti kerja dari pegawai Bandara Ahmad Yani Semarang, Arny memutuskan untuk bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air.
“Tahun 2021, saya diterima sebagai relawan KSP Kopdit Pintu Air Cabang Larantuka, Flores Timur,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, pada Februari 2022, Arny dipercayakan sebagai Tenaga Administrasi Umum di Kantor Cabang Pintar Makassar Sulawesi Selatan.
Jebolan Lembaga Diklat Citrajaya Dirgantara Purwokerto ini mengakui, Kopdit Pintu Air dengan moto “Kau susah aku bantu, dan aku susah kau bantu” menjadi kekuatan solidaritas yang mengesampingkan ego masing-masing.
“Di samping itu, iklim kerja yang kondusif dalam bingkai soliditas yang tinggi antara sesama karyawan dan pimpinan, sungguh membuat nyaman bekerja,” akui mantan Paskibraka tahun 2017 SMA Muhammadyah Bali ini.