Ende, Ekorantt.com – Turnamen sepak bola antar kecamatan memperebutkan piala Bupati Ende resmi digelar pada Senin (17/10/2022).
Turnamen yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Ende tersebut dinilai tidak transparan karena tidak melibatkan awak media dalam peliputan untuk memberikan informasi kepada publik.
“Kita heran, kenapa Pemda dan Askab jalan sendiri. Kok wartawan tidak dilibatkan. Ada apa ini. Jangan-jangan ada kepentingan lain,” ujar Son Bara, Wartawan Viktory News wilayah tugas Kabupaten Ende kepada Ekora NTT, Minggu.
Son Bara menyatakan, di tengah Pandemi Covid-19 serta kepedihan tragedi Kanjuruhan Malang-Jawa Timur, semestinya Pemerintah Kabupaten Ende dan Askab memberikan rasa empati dan juga menyampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa terkait pegelaran turnamen ini.
“Banyak informasi publik yang tertutup setiap ada gelaran turnamen di Ende. Soal pendapatan karcis, hadiah dan lain-lain. Apalagi ini pakai uang APBD, mestinya publik harus tahu. Contohnya di turnamen Soeratin Cup, belum ada pertanggujawabannya. Peran humas ada di situ,” jelas dia.
Senada dengan Son, Wartawan Flores Pos Wily Aran berpendapat Panitia dan Pemda Ende telah membuat jarak dengan media sebagai pilar demokrasi bangsa.
Setiap pegelaran turnamen yang menggunakan keuangan daerah, kata Wily, wajib diinformasikan ke publik.
“Inikan turnamennya pemerintah, pakai uang daerah. Harus terbuka dong. Kalau kita tidak dilibatkan maka dugaan kita ada hal yang disembunyikan,” terang Wily.
Untuk itu, Wily Aran meminta Bupati Ende H. Djafar H Achmad dan Ketua Askab Ende Sabri Indradewa untuk memberikan penjelasan resmi terkait tidak dilibatkanya media dalam turnamen ini.