Maumere, Ekorantt.com – Maria Sherly Hilene (35), istri Vinsensius Mo’at Nurak, anggota Staf Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda NTT mendirikan Rumah Belajar Gratis di kampung Woloara, Desa Ribang, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka.
“Sebagai bagian dari nazar saya kepada Tuhan setelah mendapatkan beasiswa S2 belajar di Australia. Bentuk pelayanan sebagai seorang Bhayangkari Brimob atas dukungan suami kami bangun Rumah Belajar Sanctissima bagi anak-anak kampung Woloara,” jelas Sherly kepada Ekora NTT, Kamis (27/10/2022).
Guru Bahasa Inggris SMA Negeri Nita ini lebih jauh menjelaskan Rumah Belajar ini menyediakan juga perpustakaan gratis dan kelas Bahasa Inggris gratis.
“Ketika Pandemi Covid-19 melanda dan para ortu di kampung kesulitan ekonomi kami menyediakan Wi-Fi gratis di rumah belajar agar para ortu dapat meminimalisir pengeluaran uang dan anak-anak tetap bisa belajar online,” ujar Sherly.
Segala kegiatan yang dilakukan ini, demikian Sherly, sebagai bagian pelayanan seorang ibu Bhayangkari Brimob di tengah masyarakat untuk mendukung pelayanan suami sebagai anggota kepolisian.
“Di tengah menurunnya kepercayaan masyarakat atas kerja dan pelayanan polisi, hal kecil yang saya buat ini dapat memberikan dampak positif karena tanpa dukungan suami saya tidak bisa bekerja seperti ini,” pungkasnya sembari mengatakan tahun 2022 ini Rumah Belajar Sanctissima kembali membuka cabang baru di kota Maumere dengan menyediakan kelas TOEFL dan General English.
Sherly bilang Rumah Belajar Sanctissima juga mendukung gerakan literasi dan numerasi yang dibantu oleh beberapa guru honorer.
“Para guru honorer mengajar hampir semua mata pelajaran di sore hari tanpa dibayar. Muara dari semua kegiatan agar anak-anak kampung Woloara tidak tertinggal dan mampu menjawab tuntutan zaman,” ungkap penerima beasiswa Australian Awards Scholarship ini.
Salah satu guru honor Rumah Belajar Sanctissima, Maria Paulista Dellastrada Dua Bolang mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa bergabung di Rumah Belajar dan bisa membantu anak-anak kampung Woloara pada sore hari.
“Anak-anak diajak belajar membaca, menulis, perkalian serta melatih mereka tarian daerah sehingga mengurangi waktu anak untuk akrab dengan HP,” kata Maria.
Keikhlasan hati untuk membantu anak-anak tanpa bayaran, kata guru honorer SDK Koting I ini, karena generasi muda harus dipersiapkan secara baik sejak usia dini.
“Generasi muda harus disiapkan sejak usia dini yang merupakan usia emas. Sehingga perkembangan kepribadiannya seimbang antara jasmani dan rohani,” tegasnya.
Sementara orang tua murid, Maria Novianti mengungkapkan, dua anaknya bergabung bersama di rumah belajar Sanctissima.
“Kehadiran Rumah Belajar Sanctissima Woloara sangat membantu anak-anak kami. Karena yang mereka belum mengerti saat penjelasan guru di sekolah bisa mendapatkan bimbingan di rumah belajar. Ada perubahan sekali karena anak-anak sudah bisa tahu baca, menulis dan berhitung,” ujar warga Dusun Woloara ini.