Mbay, Ekorantt.com – Gerhana bulan total pada Selasa (8/11/2022) dapat disaksikan dengan mata telanjang di langit Ndora, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT. Peristiwa itu terjadi mulai pukul 18.00 WITa hingga pukul 20.00 WITa.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis terjadinya gerhana bulan akibat pergerakan dinamis posisi matahari, bumi dan bulan. Gerhana bulan total mengacu pada fenomena di mana posisi matahari, bumi dan bulan sejajar yang membuat bulan masuk ke umbra bumi.
Sehingga, pancaran sinar matahari dihalau bumi yang mengakibatkan seluruh permukaan bulan menjadi merah. Peristiwa itu hanya terjadi pada fase bulan purnama.
Secara teori, fenomena itu menjadi hal yang wajar dan sah. Tidak semua manusia di muka bumi yang hidup dengan kemajuan teknologi dan informasi yang begitu pesat menganggap fenomena langka itu menjadi suatu kebenaran.
Masyarakat Ndora misalnya, masih mempercayai gerhana bulan adalah fenomena alam yang supranatural atau kegaiban bagi kehidupan manusia di permukaan bumi.
Bagi mereka, kemunculan gerhana bulan dikaitkan dengan hal-hal apes; setan atau kekuatan lain yang mencelakakan dan menganggu keberadaban. Meski dibilang mitos, kepercayaan itu masih melekat pada diri orang-orang di Ndora.
“Ini kejadian yang langka, dan kami percaya ada roh jahat atau manusia yang berperilaku buruk menganggu kehidupan kami,” ujar Yohanes Tegu, salah seorang tokoh adat setempat.
Kononnya, gerhana bulan terjadi karena permukaan bulan ditutupi seorang kakek tua berjenggot panjang. Penutupan itu dinilai sebagai bentuk penghalangan terhadap tatanan hidup manusia di muka bumi.
Cara untuk menerangi kembali bulan ialah mengusir nenek tua itu dengan melakukan keributan seperti memukul gong atau benda-benda yang menghasilkan bunyi di sekitar rumah. Selain itu, menyalakan api di setiap sudut rumah agar nenek tua tadi tidak menganggu setiap anggota keluarga.
“Jadi, saat bulan gelap satu atau dua anggota keluarga harus menjaga rumah. Membunyikan dan menyalakan api di setiap sudut rumah,” kata dia.
Mitos Diklaim Fakta
Yohanes menuturkan meski kebanyakan orang menganggap gerhana bulan sebagai suatu kepercayaan yang sia-sia atau mitos, bagi mereka justru melahirkan kepercayaan dan larangan dari suatu pembuktian yang nyata.
Dari legenda nenek tua berjenggot yang menyeram itu mengingatkan masyarakat Ndora atas imbauan pendahulu saat fenomena alam langka itu terjadi seperti gerhana bulan, gempa bumi maupun peristiwa alam yang hebat.
Ia menyatakan para pendahulu melarang sejumlah aktivitas keluarga saat fenomena alam itu terjadi.
Perempuan hamil dilarang keluar rumah, meski dari situs resmi NASA menyebutkan gerhana bulan tidak memiliki dampak membahayakan bagi kehamilan.
Selain itu, pasangan suami istri dilarang berhubungan intim saat gerhana bulan karena akan menghasilkan generasi yang cacat.
“Dulu waktu saya masih remaja ada suami istri bercerita melakukan (hubungan badan) saat gerhana bulan seperti malam ini. Akhirnya anak mereka cacat dan meninggal dunia,” kata Yohanes.