Kerja Sama Ansy Lema dan KLKH di Sumba Timur, Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif

Waingapu, Ekorantt.com – Bekerja sama dengan Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema mengubah lahan kritis menjadi lahan produktif, berupa kawasan Agrowisata Kadumbul di Kabupaten Sumba Timur.

“Salah satu kerja nyata yang saya lakukan adalah Kawasan Agrowisata Kadumbul di Kabupaten Sumba Timur. Bagaimana lahan kritis seluas 8 hektar di Kadumbul diubah menjadi lahan agrowisata,” ujar Ansy Lema dalam peresmian Kawasan Agrowisata Kadumbul di Desa Kadumbul, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Sabtu, 3 Desember 2022.

Ansy Lema mengatakan luas lahan kritis di NTT termasuk cukup besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas lahan kritis di NTT tahun 2018 sebesar 840.914 hektare.

Kabupaten Sumba Timur adalah salah satu wilayah yang memiliki lahan kritis. Salah satu lokasinya berada di Desa Kadumbul, Kecamatan Pandawai.

“Itulah mengapa saya kemudian mengalokasikan bantuan pemulihan kerusakan lahan ini ke Desa Kadumbul. Dengan alokasi dana sebesar Rp600 juta, bantuan ini adalah modal awal yang membuka jalan untuk pengembangan Kawasan Agrowisata Kadumbul ke depan,” papar Ansy.

Politisi PDI Perjuangan ini bilang, lahan-lahan kritis di NTT harus bisa dipulihkan. Salah satu penyebab kemiskinan NTT adalah lahan kering yang rusak dan tidak produktif.

Oleh sebab itu, Kawasan Agrowisata Kadumbul harus menjadi contoh untuk pemulihan-pemulihan wilayah kritis lainnya ke depan. Kawasan ini harus terus dikembangkan dan membutuhkan kerja sama banyak pihak, terutama pemerintah daerah Sumba Timur.

“Program pemulihan kerusakan lahan KLHK adalah program yang sangat baik untuk membantu masyarakat NTT. Saya berharap sinergi bersama KLHK untuk mengatasi lahan kritis di NTT terus berlanjut,” terang Ansy.

Kawasan Bernilai Ekonomi

Menurut Ansy, Kawasan Agrowisata Kadumbul harus memiliki orientasi ekonomi. Dengan mempunyai visi misi ekonomi yang bernilai tambah, kelompok akan berpikir kreatif untuk mengembangkan berbagai program yang menunjang nilai tambah kawasan.

“Kadumbul harus menjadi tujuan pariwisata. Karena itu, perlu dikembangkan program-program yang memiliki daya tarik. Ini menjadi pekerjaan rumah yang penting bagi kelompok dan pemerintah daerah,” papar Ansy.

Direktur Pemulihan Lahan Kritis KLHK Ir. Edy Nugroho Santoso menambahkan, di kawasan ini harus dikembangkan pertanian regeneratif. Dengan kondisi lahan Sumba Timur yang kering, metode pertanian regeneratif cocok dilakukan karena air harus disimpan di dalam tanah.

Di sisi lain, kelompok penerima bantuan harus bisa mengelola kawasan agar bisa memiliki nilai ekonomis, sekaligus nilai ekologis. Pengelolaan ini tidak bisa dilakukan sendiri dan membutuhkan pendampingan.

“Kalau ekonomi bisa dibangun dari pemulihan kawasan ini, maka kelompok bisa memperluas dan menjaga kawasan agrowisata lebih baik dan lebih maju,” terang Edy.

Wakil Bupati Sumba Timur David Melo Wadu menegaskan akan terus memberikan pendampingan bagi kelompok. Sinergi antar dinas, yaitu Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, serta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumba Timur akan dilakukan untuk bisa mendayagunakan Kawasan Agrowisata Kadumbul.

“Pemerintah daerah Sumba Timur siap bersinergi. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita membutuhkan dukungan dari KLHK dan DPR RI. Semoga kerja sama ini semakin erat untuk perbaikan NTT ke depan, terutama Kabupaten Sumba Timur,” pungkas David.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA