Banyak Petani di Nagekeo Terjebak Utang

Mbay, Ekorantt.com – Bupati Negekeo dr Johannes Don Bosco Do menyebutkan lebih dari 50 persen petani di Kabupaten Nagekeo terjebak utang. Hal ini menjadi faktor penghambat kemajuan sistem pertanian di wilayah itu.

“Satu persoalan petani ialah trap debt atau jebakan utang. Banyak petani gagal bayar KUR, kemudian pinjam ke koperasi lalu tidak membayar cicilan dan akhirnya jatuh ke koperasi harian,” ujar Bupati Don saat pertemuan tingkat tinggi Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Mbay, Rabu (7/12).

Ia menyatakan rantai persoalan dalam jebakan utang membuat petani mendapatkan rapor merah sentuhan modal usaha. Bahkan sekarang sudah ramai terjadi fenomena gadai tanah.

Untuk menekan itu, Bupati Don mengusulkan kolaborasi antar pihak untuk membentuk skema ekosistem pos pembiayaan dari tingkat provinsi hingga kabupaten dalam rangka meningkatkan produktivitas pada bidang pertanian.

“Biro Ekonomi Setda NTT dan kabupaten harus ada pos biaya dari APBD untuk menjamin petani. Petani yang ikut di Pandawa hanya sedikit, karena mereka tidak mendapatkan pinjaman akibat rapor merah,” kata Don.

Sebelumnya, Bupati Don membeberkan upaya Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam meningkatkan produktivitas beras sehat dengan hadirnya beras Mbay hasil kolaborasi dengan Pandawa Indonesia.

Pemerintah mencatat produktivitas beras Mbay saat ini mencapai enam ton per hektar dari rencana awal delapan ton per hektar.

Pemerintah menggandeng Pandawa Indonesia untuk intervensi standar produksi dari pengolahan, pemilihan bibit, standar penggunaan pupuk hingga proses produksi, kemasan dan pemasaran.

Ia berharap melalui pertemuan multi pihak dalam rangka mengendalikan inflasi pangan dan antisipasi krisis ekonomi tahun 2023 bisa berjalan sebagai upaya bersama penguatan ekosistem beras Mbay.

“Rantai ini agar terus berjalan, hadir beras Mbay untuk menjaga real time pasokan,” ujar Bupati Don.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA