Mbay, Ekorantt.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di NTT 0,80 persen sesuai hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu pertama Desember 2022.
Manager Kantor Perwakilan BI Provinsi NTT Rizki Firdaus mengatakan hal ini dalam paparan materi pada pertemuan tingkat tinggi Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Mbay, Rabu (7/12).
Rizki menyatakan kontribusi utama pendorong inflasi berasal dari kelompok Administerec Prices (AP) atau inflasi barang/jasa dan Volatiled Food (VF) atau inflasi bahan makanan.
Secara khusus terjadi peningkatan harga pada rokok kretek filter, ikan kembung, sawi hijau, kangkung dan tomat.
“Laju inflasi tertahan oleh penurunan harga pada komoditas VF dan AP yakni tahu mentah dan angkutan udara,” kata Rizki.
Sumbangan inflasi NTT dari rokok kretek filter sebesar 0,24 persen (mtm). Sedangkan ikan kembung 0,19 persen (mtm), sawi hijau 0,08 persen (mtm), kangkung 0,06 persen (mtm) dan tomat 0,04 persen (mtm).
Sementara itu, sumbangan deflasi NTT para periode ini yakni tahu mentah -0,02 persen (mtm) dan angkutan udara -0,01 persen (mtm).
Rizki menerangkan berdasarkan pola histori sejak 2017, angkutan udara cenderung penyumbang inflasi sesuai pemetaan inflasi di NTT per komoditas bulanan.
Pada Desember 2022, BI memperkirakan angkutan udara penyumbang inflasi di NTT, selain tomat, kangkung, sawi putih, daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam ras.