Misteri Hilangnya Kapal Penangkap Ikan Milik Piter da Silva di Pantai Besar, Larantuka

Larantuka, Ekorantt.com – Petrus Piter Da Silva, warga Kelurahan Larantuka, Flores Timur-NTT tak kuasa menahan getir usai kapal miliknya raib entah ke mana.

Tak ada yang tahu pasca kapal penangkap ikan D4 itu lolos dari pantauan ABK hingga hilang di pesisir pantai pada 10 Desember 2022 dini hari, jam 04:00 Wita.

Kapal Fiber D4 miliknya itu telah ia beli dari seorang pembuat kapal sekaligus nelayan di Desa Delang, Larantuka. Keinginan Petrus P. Da Silva untuk memiliki kapal Fiber pun tercapai setelah ia merogoh kocek uang sebesar Rp165 juta guna melunasi biaya pembuatan kapal.

Kapal penangkap ikan itu kini telah jadi dengan panjang 11 meter, lebar 190 dan GT 3 meter itu berwarna putih berpadu merah, kuning, dan biru. Ketika dihubungi Ekora NTT, Petrus bilang kapal tersebut sempat berlabuh di pesisir pantai di Kelurahan Larantuka.

Setelah dipindahkan ke Kelurahan Pantai Besar, kapal itu raib dibawa arus atau dicuri masih menjadi teka-teki baginya. Meski pihak ABK sudah mencari berulang kali, namun tidak juga ditemukan. Pekan lalu, lanjut Petrus, sempat beredar informasi bahwa ada beberapa atribut kapal terlihat di pesisir pantai.

“Ada masyarakat bilang mereka temukan dua penutup bak kapal di darat, satu kursi dan keranjang untuk simpan piring dan gelas. Mereka sudah sampaikan kepada penanggung jawab kapal tapi penanggung jawab bilang biar mereka ambil dan simpan saja,” kata Piter Da Silva sambil menunjukkan rasa kecewa.

Karena kecewa berat, ia sempat pergi ke pantai dan mengamankan beberapa barang berharga miliknya dan menyerahkannya ke pihak polisi sebagai barang bukti.

Ia bahkan sempat melaporkan kasus kehilangan kapalnya kepada pembuat kapal. Budi, pembuat kapal pun datang untuk melihat lokasi kehilangan kapal itu. Ia sempat menyelam ke dasar laut. Dan, yang ia temukan hanya sebuah tutupan bak kapal di dasar laut. Tak ada bukti-bukti atau tanda-tanda bahwa kapal itu tergerus arus dan tenggelam.

Gonta-ganti ABK

Piter Da Silva, ia biasa disapa, sepertinya tak kuasa kapalnya selalu dipindahtangankan kepada ABK yang baru. Namun, ia tak bisa menampik kenyataan bahwa 6 ABK yang dipercayakannya selalu ada konflik dan tak seharmonis seperti yang dibayangkannya.

Gonta-ganti ABK pun terjadi. Awalnya kapal itu diberi wewenang kepada Zakaria Da Silva dan keponakannya. Karena bentrok, maka berpindah tangan kepada Joni Carvalo bersama Oscar Sakera. Namun, situasi yang sama terjadi kembali pada pertengahan November hingga Desember 2022.

Pada tanggal 10 Desember 2022, jam 04.00 dini hari, Oscar Sakera menyampaikan kepada Piter bahwa kapal miliknya hilang.

“Saya ditelepon oleh Oscar Sakera menggunakan HP istrinya Joni Carvalo. Ia menyampaikan bahwa kapal hilang pada jam 04.00 Wita. Dia telepon saya jam 05.00 Wita,” kata Piter, kaget.

Piter kaget saat mengetahui kapalnya hilang. Ia meminta agar mereka bergegas untuk mencari di perairan seputar wilayah Larantuka, tapi tak juga membuahkan hasil.

Berdasarkan penuturan Oscar Sakera, Joni Carvallo sempat mengecek keberadaan kapal pada 9 Desember, jam 21.00 Wita dan keesokan harinya kapal itu raib entah ke mana.

Piter Da Silva kesulitan menghubungi beberapa pihak yang diberi kepercayaan menangani kapal ikan miliknya. Bahkan, pasca kapal itu hilang mereka pun seolah “lepas” tanggung jawab.

Ia berusaha menghubungi nomor Hp milik istrinya Joni Carvalo tapi yang angkat Hp adalah Dede Fernandez.

“Dede bilang itu kapal ada keluarga dekat sudah ambil. Tidak usah lapor polisi,” kata Piter menirukan ucapan Dede Fernandez.

Kapal penangkap ikan D4 milik Piter da Silva/Ekora NTT

Piter menyesalkan sikap ABK. Pasca hilangnya kapal miliknya, semua ABK kelihatan hilang kontak. Bahkan, ia kesulitan saat mengambil dokumen kapal miliknya.

“Sejak kejadian itu tidak pernah satu ABK pun yang telepon saya. Waktu saya tiba dari Kupang, 12 Desember 2022 lalu, saya mau ambil dokumen kapal di rumah Joni Carvallo. Mereka tidak mau kasih. Bahkan isterinya bilang, jangan sampai bapa mau buat susah kita. Didesak terus maka mereka kasih. Waktu itu mereka anjurkan saya ambil di Buser Flores Timur,” kisah Piter.

Ia mengatakan, pada saat itu dirinya mau ke kantor polisi untuk melapor; akan tetapi karena sudah ada laporan kehilangan pertama oleh Joni Carvalo, maka tidak ada lagi laporan kedua.

Ia juga sempat melapor ke Lurah Pantai Besar Larantuka, namun Ibu Lurah sempat diberitahu oleh Joni Carvallo soal kapal hilang tersebut. Bahkan, dirinya dituduh sudah mengambil kapal dan menjualnya ke Kupang.

“Bapa (Piter Da Silva) ambil kapal jual di Kupang,” kata Piter menirukan ucapan Lurah Pantai Besar.

Polisi Belum Bisa Berbuat Apa-apa

Sejak laporan kehilangan kapal milik Piter Da Silva, Joni sudah mendatangi Mapolres Flores Timur untuk melaporkan kejadian tersebut.

Sayangnya, sejak pencarian kapal yang hilang bulan Desember 2022 lalu oleh tim Buser belum juga membuahkan hasil.

Bahkan, pada Kamis 12 Januari 2023, Piter sempat mendatangi Mapolres Flores Timur guna mengecek perkembangan kapal motornya yang hilang tersebut. Namun belum juga ada kepastian yang jelas atas keberadaan kapal miliknya dari pihak kepolisian.

“Kami belum bisa apa-apa karena saksi kunci tidak ada,” kata Piter menirukan ucapan aparat kepolisian di Kanit Pidum Polres Flotim.

Akhirnya ia hanya pulang membawa segunduk tanya di kepala. Piter berharap proses terus berjalan dan pihaknya menanti agar kapal miliknya bisa segera dikembalikan.

“Kalau boleh kapal saya bisa dikembalikan kelak. Saya hanya butuh itu,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diterima media saksi-saksi dari ABK sudah dipanggil oleh kepolisian untuk diperiksa. Namun, pihak kepolisian bilang, belum ada saksi kunci yang ditemukan dalam kasus hilangnya kapal tersebut.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA