Mbay, Ekorantt.com – Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika kembali mengancam peternak di wilayah NTT. Pemerintah mencatat lebih dari 122 ribu ternak babi di NTT mati akibat terkonfirmasi ASF selama 2022.
Kekhawatiran peternak dan masyarakat NTT terhadap risiko penularan virus yang mematikan itu muncul kembali. Virus ASF mulai menular ternak babi di wilayah Kupang, Flores Timur dan Sikka.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan Ngada sudah mengimbau warga agar waspada terhadap ASF. Bahkan dua wilayah ini sudah menerapkan kebijakan pembatasan lalu lintas ternak.
Kepala Dinas Peternakan Nagekeo Klementina Dawo menyatakan pihaknya akan menahan bila ditemukan aktivitas keluar masuk ternak tanpa sepengetahuan pemerintah.
“Kita harap pemerintah tingkat desa juga turut membantu pengawasan lalu lintas ternak di setiap perbatasan. Kita larang ternak keluar masuk Nagekeo,” kata Klementina, Selasa.
Selain itu, pemerintah juga memberi rekomendasi kepada peternak dan masyarakat secara mandiri untuk menekan risiko penularan ASF. Sebab, sejauh ini belum ada vaksin untuk menghentikan penyebaran virus dimaksud.
Untuk menekan risiko penularan, berikut tips pemerintah yang perlu diperhatikan masyarakat dan peternak babi.
1. Kenali Tanda Klinisi ASF
Masyarakat maupun peternak babi harus mampu mengenali tanda klinis ASF. Ternak babi yang terkonfirmasi virus ASF memiliki tanda sebagai berikut; demam tinggi, depresi, kurang makan, pendarahan pada kulit (kemerahan pada telinga, kaki, dan perut), muntah, diare serta tanda kebiruan pada kulit dan kematian dalam waktu 6-13 hari. Tingkat kematian dalam bentuk ini mencapai 100 persen.
2. Pisah Babi Sakit
Segera memisahkan babi yang memiliki tanda klinis yang menjurus ASF agar tidak menjangkit ke babi sehat.
3. Dibakar atau Diberi Soda
Ternak babi yang mati harus dibakar dan atau diberi soda lalu dikuburkan. Dilarang memotong atau mengedarkan daging dari ternak babi yang sakit.
4. Tingkatkan Biosecurity
Untuk mencegah penyebaran virus ASF lewat manusia maka perlu meningkatkan biosecurity yang mana hanya pemilik ternak atau petugas kandang yang boleh masuk ke area kandang.
5. Jaga Kebersihan dan Sanitasi
Perlu meningkatkan kebersihan dan sanitasi kandang dan peralatan dengan desinfektan seperti baycline dengan takaran 1 tutup botol baycline dicampur dengan 10 gayung air.
6. Tingkatkan Kekebalan
Ternak babi harus diberi peningkatan kekebalan tubuh dengan pemberian pakan yang baik dan vitamin. Dilarang memberikan sisa olahan babi ke ternak babi.
7. Pengadaan Babi Lokal
Pemerintah desa yang melakukan pengadaan ternak babi menggunakan APBDes disaran mengambil ternak babi lokal. Ternak babi yang diadakan harus dilakukan uji PCR bebas ASF.