Maumere, Ekorantt.com – Wakil Bupati Sikka, sekaligus sebagai tokoh koperasi NTT, Romanus Woga mengingatkan pengurus dan manajemen KSP Credit Union Bahtera Sejahtera agar mewaspadai tujuh dosa yang dapat mengakibatkan credit union mati.
Romanus menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Credit Union Bahtera Sejahtra di Aula Mardi Wiyata SMPK Frater Maumere, Sabtu, 28 Januari 2023.
Ketujuh dosa yang dimaksudkan Romanus, pertama, ketergantungan kepada pihak luar. Menurutnya, harus dievaluasi apakah selama ini, Credit Union Bahtera Sejahtera meminta suntikan dana dari pihak lain atau tidak.
Kedua, laporan pengurus membingungkan. Harusnya laporan yang disajikan jelas sehingga mudah dipahami oleh anggota.
Ketiga, produk pelayanan tidak menarik minat masyarakat. Mestinya produk layanan harus bersaing sehingga diminati calon anggota.
Keempat, citra yang jelek atau buruk. Semua yang bekerja di lembaga credit union harus dapat menjaga nama baik lembaganya.
Kelima, pelaksanaan administrasi tidak disiplin.
Keenam, pelayanan pinjaman ala potong kue. Pelayanan kepada anggota harus sesuai standar prosedur pelayanan. Pemberian pinjaman mesti selektif sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketujuh, menganut visi sosial, bukan bisnis.
”Ini bahaya karena uang di koperasi adalah milik anggota bukan untuk dibagi-bagikan begitu saja,” tegas Romanus.

Selain itu, Romanus Woga mendorong beberapa poin kunci yang dapat membuat credit union tumbuh dengan baik dan sehat.
Pertama, SDM pengelola yang berkualitas. Kedua, kepercayaan anggota tinggi.
Ketiga, jaringan yang memadai. Keempat, pelayanan yang berkualitas.
Kelima, melayani anggota dengan senyum, salam, sapa yang ramah. Enam, leadership atau kepemimpinan yang kuat dan kompak.
Ketujuh, memberikan kemudahan kepada anggota bukan mempersulit. Kedelapan, kantor sebagai tempat pelayanan harus strategis.
Kesembilan, menyiapkan kaderisasi baik untuk calon pengurus dan pengawas juga anggota milenial. Kesepuluh, memiliki perangkat teknologi yang sesuai kemajuan jaman, baik untuk kemudahan bertransaksi maupun untuk berkomunikasi.
“Kita tidak boleh melupakan falsafah dasar dan prinsip dasar credit union. Falsafah dasar ‘satu untuk semua dan semua untuk satu’. Prinsip dasar Credit Union bisa mencari untuk untung, tidak untuk memberi derma, tetapi untuk pelayanan,“ tegas Romanus.

Untuk diketahui, kegiatan RAT didahului dengan perayaan misa syukur yang dipimpin Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu dan didampingi sejumlah imam konselebran. Hadir juga dalam kegiatan ini, Kadis Perdagangan Industri Koperasi dan UMKM Sikka Yosef Benyamin, Komite Keuangan PUSKOCUINA (Pusat Koperasi Credit Union Indonesia) Ferdinandus Faimnasi, dan anggota CU Bahtera Sejahtera.