Kupang, Ekorantt.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat bahwa kinerja ekonomi Provinsi NTT masih menunjukkan ketahanan yang cukup kuat di tengah perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi domestik.
Hal ini tercermin dari kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan IV 2022 yang masih tumbuh cukup tinggi sebesar 3,45% (yoy).
Dengan perkembangan ini, pertumbuhan ekonomi NTT tahun 2022 mencapai 3,05% (c-to-c), lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya sebesar 2,52% (C- to-c).
Kinerja ekonomi tetap kuat terutama didukung oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik yang semakin tinggi. Perbaikan ekonomi NTT juga tercermin pada kinerja berbagai lapangan usaha yang tetap baik.
“Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap kuat didorong oleh perbaikan permintaan domestik sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas dan berlanjutnya penyelesaian Program Strategis Nasional (PSN),” kata Kepala BI Perwakilan NTT, Doni Heatubun melalui keterangan pers yang diterima Ekora NTT, Rabu 8 Februari 2023.
Namun demikian, ia mengingatkan dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.
Dari sisi pengeluaran, terdapat beberapa komponen yang menunjukkan pertumbuhan positif seperti, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 1,94% (yoy) dan 3,26% (yoy).
Pertumbuhan yang tetap tinggi tersebut sejalan dengan kebijakan penyesuaian harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah, serta adanya penyaluran bantuan sosial dan subsidi energi.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga positif karena meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru. Hal ini juga disebabkan aktivitas masyarakat yang terus membaik pasca-pencabutan kebijakan pembatasan seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19.
Sementara itu, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan net ekspor masih terkontraksi masing-masing sebesar 5,15% (yoy), 0,05% (yoy), dan 10,35% (yoy).
Perlambatan tersebut bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), dan deselerasi aktivitas konstruksi dan menurunnya realisasi belanja modal pada TW IV.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan IV 2022 tumbuh positif. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh LU utama yakni LU Pertanian dan LU Perdagangan Besar dan Eceran. Pertumbuhan LU Pertanian didorong oleh kinerja produktivitas tanaman pangan yang meningkat sejalan dengan musim panen raya padi dan jagung, dan curah hujan yang kondusif selama triwulan berjalan.
Kemudian, akselerasi LU Perdagangan Besar dan Eceran terjadi seiring meningkatnya konsumsi pada momen Natal dan Tahun Baru di tengah pelonggaran kebijakan pembatasan dan pemulihan mobilitas masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Doni, optimisme pemulihan ekonomi NTT diperkirakan terus berlanjut pada tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat, dengan asumsi permintaan domestik yang tetap kuat di tengah persiapan tahun politik, peningkatan kapasitas fiskal, pembangunan infrastruktur pemerintah, dan akselerasi investasi terutama melalui pembangunan PSN dan pengembangan infrastruktur pariwisata yang terus berjalan.
“Terpilihnya Labuan Bajo sebagai tuan rumah ASEAN Summit 2023 juga menjadi momentum mendorong pertumbuhan ekonomi NTT yang lebih baik lagi, khususnya melalui sektor pariwisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT,” tutupnya.