Mbay, Ekorantt.com – Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do meninjau perkembangan budidaya perikanan di tiga kelompok peternak ikan Desa Sawu dan Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kamis (16/2/2024).
Di sana, Bupati Don mengevaluasi langsung upaya kelompok masyarakat penerima manfaat memperluas usaha perikanan dari bantuan pemerintah.
Terdapat tiga kelompok budidaya perikanan (pokdakan) dalam kunjungan Bupati Don yakni Pokdakan Nikonamo di Desa Sawu. Kelompok yang dibentuk pada tahun 2020 ini memiliki jumlah anggota 10 orang.
Sejak dibentuk, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Kelautan dan Perikanan memberi bantuan 8.000 ekor bibit ikan nila gift dan 420 kilogram pakan.
Tahun 2021, kelompok ini memanen sebanyak tiga kali dengan pendapat saat panen perdana kurang lebih Rp17 juta dengan harga jual saat itu Rp25.000 per kilogram.
Selanjutnya, Pokdakan Aeyeu di Desa Sawu dibentuk tahun 2019 dengan anggota 7 orang. Usaha budidaya dilakukan di lahan dengan luas lahan 0,07 ha.
Pokdakan ini telah mendapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan berupa sarana dan prasarana (sarpras) budidaya yaitu 2 buah kolam ikan yang dibangun tahun 2022.
Sedangkan bibit ikan diswadayakan oleh kelompok sendiri dan pakan masih mengandalkan pakan alami yang disediakan di alam.
Kunjungan ketiga Bupati Don ialah Pokdakan Pelangi di Desa Wuliwalo. Kelompok ini dibentuk pada 2012 beranggotakan 10 orang. Luas kolam secara keseluruhan 500 meter persegi dengan jenis ikan yang dibudidayakan ikan lele, nila dan ikan mas.
Pokdakan ini mendapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan berupa sarpras antara lain pembuatan kolam, bantuan bibit ikan mas, ikan lele dan bantuan pakan.
Saat ini sedang dilakukan kegiatan pemijahan ikan mas, lele nila dan pemeliharaan larva serta pembesaran ikan. Jumlah induk yang disediakan saat ini ikan lele sebanyak 30 ekor, ikan mas 50 ekor semuanya sudah siap pijah.
Bupati Don mengapresiasi kepada kelompok masyarakat yang telah menekuni usaha tersebut dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga.
Ia berharap pokdakan mampu meningkatkan usaha budidaya ikan air tawar baik dari jumlah jenis ikannya maupun luas lahan budidaya. Hal ini mengingat masih tersedianya lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan usaha itu.
“Saya lihat masih ada lahan kosong di sebelah kolam ini, bisa dimanfaatkan lagi untuk perluasan lahan budidaya sehingga ada pengembangan dan menghasilkan tidak dibiarkan kosong begitu saja,” katanya.
Budidaya ikan air tawar, Bupati Don melanjutkan, memberikan banyak manfaat, selain membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, ikan yang kaya akan protein hewani juga baik untuk kesehatan.
Karena itu, ia berharap usaha budidaya ikan ini didukung oleh pemerintah desa melalui anggaran dana desa (DD).
Dukungan desa mengenai pemberian pakan ikan yang bisa diupayakan menggunakan pakan alami. Masing-masing kelompok perlu diberi pelatihan pengolahan pakan alami.
“Kita bisa bikin pakan sendiri. Bapak desa dan anak muda bisa lihat. Sekarang ada mesin skala kecil yang bisa masukan bahan-bahan alami dan diproses cepat,” katanya.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan Nagekeo Modesta Ea mengatakan penumbuhan pakan alami di kolam dapat dilakukan dengan pemupukan menggunakan bahan kimia atau bahan lokal/natural.
Bahan kimia yang digunakan adalah pupuk TSP dan urea. Sedangkan pupuk alam dengan menggunakan kotoran ternak seperti kotoran sapi atau kambing yang sudah matang atau yang sudah di proses secara alam atau menggunakan pupuk bokasi, kata Modesta menandaskan.