Kupang, Ekorantt.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransiskus Lema atau yang sering disapa Ansy Lema mengatakan, budidaya ikan dengan sistem bioflok adalah sistem budidaya yang sangat efektif.
Bioflok, kata politisi PDI Perjuangan ini, memiliki kelebihan, yaitu proses budidaya yang hemat lahan dan air sehingga cocok dikembangkan di perkotaan atau daerah padat penduduk seperti Kota Kupang.
“Sejak bertugas di Komisi IV, saya telah memberikan banyak bantuan bioflok, mulai dari pulau Timor, Sumba hingga Rote Ndao,” ujar Ansy Lema dalam Sosialisasi Kebijakan Perikanan Budidaya di GMIT Jemaat Yegar Sahaduta Osmok, Kota Kupang, Jumat, 24 Februari 2023.
Tahun 2022 lalu, dia menyalurkan 10 paket bioflok ikan lele. Tahun ini ada delapan paket bioflok ikan lele dan Kota Kupang menjadi prioritasnya.
Ansy menerangkan, bantuan lele dengan sistem bioflok memiliki nilai hampir Rp200 juta per paket. Bantuan berisikan pembangunan kolam, benih, dan pakan.
Kepala Dinas Perikanan Kota Kupang, Ejbends H. Doeka mengaku bahwa perikanan budidaya air tawar adalah jenis perikanan yang sedang berkembang di Kota Kupang. Utamanya adalah ikan lele.
Karena itu, berbagai jenis sistem pengembangan ikan lele sangat dibutuhkan, termasuk budidaya dengan sistem bioflok. Perekonomian masyarakat dapat meningkat apabila tata kelola ikan lele dilakukan dengan baik.
“Kota Kupang tidak hanya nelayan tangkap, tetapi juga pembudidaya ikan air tawar. Budidaya ikan air tawar menjadi favorit karena bisa dilakukan di kolam pekarangan rumah,” terang Ejbends.
Pengawas Perikanan Utama Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tri Hariyanto menambahkan bahwa produksi ikan lele ataupun nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok terus mengalami peningkatan. Karena itu, ke depan KKP akan terus mengembangkan budidaya ikan dengan sistem ini.
“Sinergi KKP dengan Komisi IV DPR RI melalui Pak Ansy akan terus kami lakukan. NTT menjadi salah satu wilayah prioritas kami,” pungkas Tri.