Maumere, Ekorantt.com – Dinas Sosial Kabupaten Sikka (Dinsos Sikka) mencatat jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Sikka sebanyak 3.027 orang.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali kepada Ekora NTT di ruang kerjanya, Rabu, 1 Maret 2023.
Rudolfus mengatakan, dari jumlah tersebut, laki-laki 1.443 orang dan perempuan 2.558 orang. Sementara Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK), laki-laki 171 anak dan perempuan 148 anak.
Penyandang disabilitas berdasarkan jenis kedisabilitasan, Sensorik 456 orang, Daksa 974 orang, Mental 745 orang, ODGJ 103 orang, Ex-Psikotik 8 orang, Kosong (blank) tanpa keterangan 741 orang.
Kadis Rudolfus menambahkan, jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Sikka tersebar di 21 kecamatan, 160 desa/kelurahan lama, ditambah 32 desa pemekaran.
Terkait intervensi pemerintah terhadap penyandang Disabilitas, Rudolfus bilang, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
Namun, kerena keuangan daerah terbatas, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Sentra Efata Kupang untuk peningkatan keterampilan penyandang disabilitas.
“Penyandang disabilitas kita kirim ke Efata Kupang untuk mengikuti pelatihan menjahit, keterampilan permakanan, keterampilan menjadi pengusaha, dan pelatihan lainnya,” ujar Rudolfus.
Selain itu, penyandang disabilitas mendapatkan bantuan berupa kursi roda, tongkat, permakanan, dan kendaraan roda tiga. Bantuan ini diberikan agar mereka dapat melakukan aktivitas produktif untuk mengembangkan diri.
Sektor pemberdayaan dan peningkatan ketrampilan, lanjut Rudolfus, menjadi prioritas bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Sikka.
“Pemberdayaan penyandang disabilitas merupakan wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten Sikka sebagai pemenuhan hak penyandang disabilitas untuk mengembangkan diri. Dengan keterampilan yang dimiliki ini, minimal mereka mampu untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan selama pelatihan,” ujarnya.
Rudolfus juga menjelaskan, penyandang disabilitas rata-rata berasal dari keluarga yang tidak mampu dan umumnya mereka terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Atas kondisi ini, pihaknya akan mengajukan proposal ke Kementerian Sosial RI untuk permakanan bagi lansia. Karena, kata dia, lansia juga ada penyandang disabilitas.
Rudolfus berharap dukungan dari semua stakeholder, pegiat Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan pemerhati sosial, agar bersama pemerintah membantu permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Mensos Risma yang melakukan kunjungan kerja kerja di Sikka serta memberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas.
“Dan juga kepada para pihak yang sudah memfasilitasi kebutuhan para penyandang disabilitas,” pungkasnya.