Kerja Gotong Royong, Terobosan Pemkab Ngada di Tengah Keterbatasan Anggaran

Bajawa, Ekorantt.com – Hampir semua daerah di Indonesia mengalami keterbatasan anggaran. Hal itu dialami juga oleh Pemerintah Kabupaten Ngada.

Usai Musrembangkab di Bajawa pada Selasa, 28 Maret 2023, Bupati Andreas Paru mengakui terbatasnya anggaran untuk pembangunan di Kabupaten Ngada. Sebagian besar anggaran digunakan untuk membiayai kebutuhan wajib.

Kendati demikian, kata Bupati Andreas, pihaknya melakukan terobosan yakni mengerjakan infrastruktur secara gotong royong dengan melibatkan masyarakat.

Menuturnya, sejumlah pembangunan fisik dikerjakan tanpa melalui sistem proyek. Masyarakat dan pemerintah bekerja sama dengan sistem gotong royong.

Hal itu nyata dalam pembangunan jembatan Lekosoni di Kecamatan Aimere.

Diketahui jembatan Lekosini ambruk usai banjir bandang di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada beberapa waktu lalu. Aktivitas warga Desa Mawokisa terhambat.

Warga setempat terpaksa harus melewati anak kali dengan debit air yang cukup besar; belum lagi ancaman banjir dari daerah pegunungan bisa saja datang mendadak.

Pasca-banjir, Bupati Ngada, Andreas Paru langsung turun ke lokasi. Usai kunjungan itu, warga dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ngada bergotong royong membangun jembatan baru. Semua teknis dan perencanaan dilakukan oleh pihak dinas.

Dalam perhitungan teknis, kata Bupati Andreas, anggaran yang digunakan untuk pembangunan jembatan ini mencapai Rp5 miliar lebih. Namun dengan memanfaatkan sisa proyek pada tahun-tahun sebelumnya, jembatan bisa dibangun dengan dana Rp130 juta.

Menurutnya, pembangunan jembatan Lekosini menjadi contoh untuk jembatan-jembatan lain yang akan dibangun nantinya.

“Ini sebuah inovasi yang luar biasa. Ada efisiensi anggaran yang luar biasa,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi keaktifan warga setempat karena bergotong royong membangun jembatan ini.

Selain jembatan Lekosini, pembukaan jalan tani di beberapa tempat juga menggunakan pola yang sama.

“Sistem ini kita kolaborasi dengan masyarakat dan desa di mana alat kita siapkan, masyarakat memberi makan kepada operator,” ungkapnya.

Hingga sekarang, sekitar 70 kilometer jalan tani di beberapa kecamatan di Ngada sudah berhasil dibuka secara swadaya. Padahal jika menggunakan sistem proyek bisa mencapai Rp12 miliar lebih.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA