13 Spesimen Otak Anjing di Ngada Positif Rabies

Bajawa, Ekorantt.com – Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngada Felisitas Killa menyebutkan sebanyak 13 spesimen otak anjing di wilayah itu terkonfirmasi positif rabies.

Felisitas menyatakan hal ini berdasarkan hasil penelitian dari 21 spesimen otak anjing yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar dalam kurun waktu Februari-Juni 2023.

“Kami baru menerima 20 spesimen. Satunya masih dalam perjalanan sehingga belum mengetahui hasilnya,” ujarnya kepada Ekora NTT di Bajawa, Rabu (7/6/2023).

Felisitas mengungkapkan gigitan anjing yang terdeteksi di Ngada sudah dimulai sejak Februari hingga awal Juni.

Pemerintah mengumpulkan sampel otak anjing di sejumlah wilayah yang diduga terkonfirmasi rabies. Rincian ialah terdapat dua spesimen positif yang berasal dari Kecamatan Bajawa dan Golewa Barat.

Kemudian pada Maret terdapat satu spesimen yang dinyatakan positif dari Lekosambi Utara, Kecamatan Riung.

“Pada Mei paling banyak terdapat 15 spesimen, kemudian positifnya ada 9 spesimen,” ungkapnya.

Dia menyebut 9 spesimen positif berasal dari Kecamatan Bajawa dan Bajawa Utara. Sementara pada Juni terdapat satu spesimen dinyatakan positif rabies dari Kecamatan Wolomeze.

Untuk vaksinasi anjing saat ini pihaknya hanya menggunakan sisa vaksin tahun 2022 akibat keterbatasan anggaran.

“Vaksin yang baru nanti Agustus saat perubahan anggaran. Saat ini kita gunakan vaksin sisa tahun lalu dan fokus pada wilayah yang ada kasus,” jelasnya.

Untuk mencegah penyebaran rabies, pihaknya kembali mengaktifkan unit reaksi cepat untuk melakukan investigasi mulai dari pemilik anjing hingga korban yang digigit.

“Dari jumlah korban kita juga bisa mengetahui, anjing rabies atau bukan,” kata dia.

Meski begitu, petugas masih menemukan pemilik yang enggan menyerahkan anjing, sehingga kadang terjadi keributan dengan petugas saat di lapangan.

Felisitas berharap kejadian serupa tidak terulang agar pemerintah mudah mengendalikan kasus rabies di Ngada. Ia meminta masyarakat agar turut serta memerangi masalah tersebut yang sudah mulai mewabah di sejumlah kabupaten di NTT.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA