Maumere, Ekorantt.com – Produk layanan jemput bola (Jempola) dari Kopdit Pintu Air kini semakin banyak diminati oleh warga.
Hal ini terbukti dari setiap kali kesempatan sosialisasi Jempola, selalu saja ada banyak anggota yang langsung bergabung dan fokus dalam usahanya.
Yakobus Jano selaku Ketua Pengurus Pusat KSP Kopdit Pintu Air, dalam berbagai kesempatan menyatakan layanan Jempola adalah strategi Pintu Air ikut menciptakan semakin banyak pelaku UMKM dan ekonomi kreatif. Dan untuk mencapai itu Kopdit Pintu Air telah meluncurkan layanan Jempola.
“Pintu Air kini hadir dengan produk Jempola yang kiranya dapat dimanfaatkan secara baik oleh anggotanya,” katanya.
Tentang produk layanan ini menurut Wakil Ketua Komite Pintu Air Cabang Maumere, Theresia Yanti Enny, menyebutkan hampir dalam setiap kali kesempatan selalu ada puluhan orang yang menyatakan ketertarikannya dan mau bergabung bersama Kopdit Pintu Air.
Pada Mei lalu saja ada sekitar 40 warga trans asal Palue di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka telah bergabung menjadi anggota baru Kopdit Pintu Air.
Yanti menguraikan yang terutama dari layanan Jempola adalah pernyataan kesediaan setelah sosialisasi produk layanan pinjaman jemput bola (Jempola).
“Kita memang lagi gencar sosialisasi tentang Jempola ini,” ujarnya pada Mei lalu.
Ia menjelaskan produk Jempola hanya diberikan kepada anggota yang telah memenuhi syarat. Misalnya, anggota yang memiliki usaha serta mempunyai tempat tinggal tetap.
Syarat tersebut untuk mendorong para anggota agar mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Mandiri yang dimaksud ialah pengembangan usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Yanti menambahkan keuntungan anggota yang memanfaatkan pinjaman Jempola menjadi atensi Kopdit Pintu Air agar tujuan perkoperasian dapat terwujud.
“Sehingga mereka bilang biar terlambat asal bergabung,” kata Yanti.
Saat pemberian materi dalam sosialisasi, calon anggota mendapatkan informasi mengenai produk yang dikembangkan di Kopdit Pintu Air.
Produk yang kemudian sebagai pendapatan sektor riil itu kelak juga akan menambah sisa hasil usaha (SHU) anggota, kata Yanti.
Yanti menambahkan dalam setiap kali kesempatan usai sosialisasi biasanya pengurus melakukan verifikasi berkas dan kunjungan lapangan. Kemudian dilanjutkan dengan rapat panitia kredit guna memutuskan kelayakan dan penetapan jadwal pencairan.