Tak Tamat SD, Michael Ciptakan Batu Terapi untuk Jinakkan Berbagai Penyakit

Maumere, Ekorantt.com – Michael Orgenius tak menyangka bisa menciptakan batu terapi untuk menjinakkan berbagai penyakit.

Michael berasal dari Kampung Weko, Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka dan tidak tamat SD, tapi mampu menjinakkan berbagai penyakit lewat usahanya yang diberi nama Karunia Batu Terapi.

Ditemui Ekora NTT di tempat praktiknya di sebuah ruangan berukuran 3×3 meter Blok H Nomor 2 Pasar Alok, Sabtu (01/7/2023), ia berkisah bahwa sejak 2010, ia mendorong dirinya menciptakan batu terapi lewat kaki tersebut.

“Tuhan tak pernah membiarkan hamba-Nya menderita dan terus-menerus  menderita. Bahkan berupaya sekuat tenaga untuk membebaskan diri dari penyakit yang diderita,” kata Michael, Sabtu.

Prinsip ini, lanjut Michael, mendorong dan membakar semangatnya untuk membangkitkan diri ketika divonis dokter mengidap paru-paru basah.

Moat Edu berdiri di atas batu terapi-Ekora NTT

“Peristiwa ini menimpa diri saya ketika mengadu nasib di Kota Metropolitan Jakarta tahun 2006. Penghasilan pas-pasan sebagai sopir membuat saya tidak sanggup ke dokter atau ke rumah sakit secara rutin,” katanya menerawang.

Michael bilang, ketika merenungkan kembali penyakit yang dideritanya dan upaya untuk membebaskan diri dari cengkeraman paru-paru basah, dua hal positif yang menjadi ikhtiarnya yakni sembuh total dan menemukan alat terapi alternatif yang diberi nama batu terapi seperti sekarang.

“Saya sembuh total dengan menggunakan batu terapi. Pengalaman hidup saya ini tidak hanya bermanfaat bagi diri saya tetapi juga bermanfaat bagi sesama. Anda akan terbebaskan dari berbagai penyakit menggunakan batu terapi sebagai sarana terapi alternatif. Dengan prinsip kerja melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain,” ujarnya.

Michael mengakui pula sejak tahun 2010 sudah mendekati ribuan batu terapi hasil buatan yang sudah dijual ke berbagai wilayah.

“Saya pasarkan di daratan Flores, Lembata, Alor bahkan tembus sampai Makassar,” katanya.

Untuk saat ini harga batu terapi dengan jenis batu kecil dan besar dibanderol dengan harga sama Rp100 ribu. Sementara jika ke tempat praktik, menginjakkan kaki pada batu terapi selama 30 menit akan dikenakan biaya Rp20 ribu.

“Pasien yang menggunakan batu terapi jenis kecil untuk mendeteksi penyakit. Jika sudah ketahuan penyakitnya maka terapi selanjutnya menggunakan batu terapi besar,” tambahnya.

Ia juga mengatakan hasil jualan selain memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk membiayai kebutuhan pendidikan kedua anaknya.

Mo’at Edu, loper koran Pos Kupang, yang sedang menjalankan terapi di tempat praktik Michael mengatakan, dirinya mempunyai penyakit lambung parah.

“Saya terbantu karena tiap pagi ke pasar Alok pasti singgah terapi dan sudah merasa betul-betul terbantu,” kata Edu.

Sementara Ibu Maria, warga Jalan Wairklau Maumere, mengakui, mamanya ketika mengidap penyakit lambung parah  terbantu dengan batu terapi ini.

“Hanya awal menggunakan batu terapi rasa sakit kalau lama sampai 30 menit. Tetapi terus menerus akhirnya terbiasa dan lambung akhirnya sembuh,” pungkasnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA