Frediyanto: Menjadi Penyalur KUR Tidak Mengabaikan Jati Diri Koperasi Kredit

Semarang, Ekorantt.com – Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Indonesia menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang berlangsung di Hotel Patra Semarang selama lima hari, 24-28 Juni 2023. Inkopdit sendiri adalah koperasi sekunder nasional yang memiliki 3,5 juta orang individu yang tersebar di 31 Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) dan enam Pra Puskopdit.

Pada Rapat Anggota Tahunan Nasional (RATNAS) tahun ini, Inkopdit mengusung tema: Memperkuat Nilai-nilai Luhur Credit Union Melalui Pengelolaan Gerakan Koperasi Kredit Indonesia Berbasis Manajemen Risiko Dalam Rangka Membantu Anggota Credit Union Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Menuju Kemandirian Keuangan

Kegiatan RATNAS diawali  open forum dan seminar nasional dengan menghadirkan para pembicara yang kompeten di bidangnya.

Robby Tulus, mantan direktur Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) dan Mr. Ranjit Hitearachi, mantan CEO Asian Confederation of Credit Union (ACCU) turut hadir dan memberi semangat dalam kegiatan Open Forum RATNAS.

Pada kesempatan itu,  General Manajer KSP Kopdit Obor Mas Leonardus Frediyanto M. Lering mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita tentang penyaluran dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

iklan

Frediyanto menuturkan, kebanyakan orang tahu bahwa penyalur KUR hanya bank. Dan baru pada 2017, koperasi simpan pinjam diberikan kesempatan sebagai penyalur KUR.

Ada tiga koperasi simpan pinjam yang lolos kala itu. Salah satunya, kata Frediyanto, adalah KSP Kopdit Obor Mas dari Maumere, Provinsi NTT.

“Mungkin selama ini kita salah berpikir bahwa dengan menjadi koperasi penyalur KUR sama halnya mematikan semangat swadaya kita yang merupakan salah satu pilar penting dalam gerakan koperasi kredit dan saya katakan salah karena sesungguhnya bukan seperti itu,” terang Frediyanto di hadapan peserta RATNAS.

Menurutnya, jati diri koperasi sama sekali tidak diabaikan hanya karena menjadi penyalur KUR. Pelayanan koperasi kredit dengan berpedoman pada pilar pendidikan, swadaya, solidaritas, inovasi serta persatuan tetap berjalan seperti biasa.

“Karena kita tidak menerima modal dari pemerintah melainkan mendapat subsidi bunga dari pinjaman yang disalurkan,” ujarnya.

Diakuinya, gerakan koperasi kredit Indonesia sangat menjaga jati diri dan lima pilar koperasi kredit. Tak heran, koperasi kredit memiliki citra yang positif di mata publik.

Koperasi kredit, jelas Frediyanto, dilarang menerima derma atau bantuan modal dari pihak mana pun agar koperasi kredit benar-benar bisa mandiri, kuat, dan kokoh.

Kendati demikian, Frediyanto melihat adanya kesalahpahaman para pegiat koperasi selama ini: menjadi koperasi penyalur KUR bakal mengerdilkan nilai swadaya anggota. Tak heran, banyak koperasi kredit tidak tertarik untuk menjadi penyalur KUR.

Bagi Frediyanto, anggapan tersebut sangat keliru. Justru dengan menjadi koperasi penyalur KUR, koperasi kredit mampu menyalurkan pinjaman dengan suku bunga murah kepada para anggota.

“Anggota koperasi akan mendapatkan pinjaman dengan suku bunga paling murah dan dengan demikian kesejahteraan anggota yang menjadi visi koperasi dapat terwujud,” tandasnya.

Frediyanto menambahkan, sejak menjadi penyalur KUR pada 2017, tingkat kredit lalai atau non performing loan (NPL) KSP Kopdit Obor Mas masih nol persen.

Frediyanto juga mengakui bahwa untuk menjadi penyalur KUR memang tidak mudah. Pihaknya mempersiapkan diri selama lima tahun untuk melengkapi berbagai persyaratan yang ditentukan pemerintah.

Salah satu persyaratan  yang cukup berat, kata Frediyanto, Cash Asset Ratio (CAR) minimal sepuluh persen dari total aset yang dimiliki koperasi.

“Ini yang membuat banyak koperasi gagal saat dilakukan survei kelayakan, karena selama ini harus diakui bahwa cadangan tersebut hanya bersumber dari sekian persen dari sisa hasil usaha koperasi setiap tahunnya,” jelasnya.

Tahun 2023, KSP Kopdit Obor Mas mendapatkan kuota penyaluran KUR sebanyak Rp200 miliar dengan rincian KUR super mikro sebesar Rp10 miliar, KUR mikro sebesar Rp150 miliar dan KUR kecil sebesar Rp50 miliar.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA