Rumah Rakyat AWK Sikka Gelar Pelatihan Pengolahan Pakan Babi

Maumere, Ekorantt.com – Rumah rakyat besutan Angelius Wake Kako (AWK), Anggota DPD RI di Kabupaten Sikka, NTT, menggelar praktik pengolahan pakan babi kepada 25 peternak di wilayah itu, Minggu (23/7/2023).

“Tim Rumah Rakyat AWK Sikka sudah memulai sesuatu yang menjadi kegelisahan kita. Gerakan mungkin kecil tetapi output bisa berdampak pada outcome,” ujar Angelius saat membuka pelatihan.

Para peternak dilatih pengolahan pakan berbahan organik dengan cara fermentasi yang kemudian dapat menjadi ransum ternak babi.

Dalam praktikum itu, Angelius menghadirkan Robi Gamar, juru racik pakan profesional dari Kabupaten Manggarai. Robi memiliki pengalaman pengolahan pakan yang ia geluti sejak lama.

Selama di Denpasar, Robi pernah mengamati kehidupan peternak babi di Desa Luwus. Masyarakat di sana menerapkan pola pemeliharaan secara modern.

“Di Luwus kami melihat sendiri. Peternak di sana membuat pakan fermentasi dengan bahan organik sehingga tidak terserang virus ASF,” kata Angelius.

“Kami berdiskusi kecil lalu kami berpikir kita mesti berbuat di Flores,” lanjut dia.

Angelius menuturkan pelatihan tersebut merupakan inisiatif Tim Rumah Rakyat Sikka yang ia akomodir untuk kepentingan peternak babi di Sikka.

Sebab, Sikka merupakan daerah pertama masuknya virus ASF di Flores. Angelius menuturkan pengaruh virus babi sangat berdampak pada ekonomi masyarakat.

“Ada apa ini sebenarnya, babi mati dan sepertinya ada permainan. Karena babi mati dan berdampak pada punahnya babi di Indonesia,” ujarnya.

Para peternak babi di Sikka sedang mengikuti pelatihan pengolahan pakan dengan cara fermentasi (Foto: Mario Sina)

Sementara itu, Robi menuturkan pakan hasil fermentasi memiliki beberapa kelebihan terutama bahan baku pakan mudah diperoleh. Selain itu, lanjut dia, proses pembuatan tidak memakan waktu lama.

“Kandang relatif tidak mengeluarkan aroma yang tidak sedap karena sudah terurai di dalam pencernaan babi,” kata Robi.

Dalam praktik fermentasi, peserta menyiapkan bahan hijauan berupa batang pisang, daun marungge, daun pepaya, dan hijauan lainnya. Semua bahan itu dicacah dengan komposisi bahan 70 berbanding 30.

“70 persen hijauan dan 30 persen dedak. Kemudian hahan yang telah ditimbang, dicampur dengan dedak padi dan dedak jagung,” terang dia.

Setelah semua hijauan dan dedak dicampur kemudian diratakan lalu disiram dengan bakteri pengurai. Setelah disiram dengan bakteri, bahan pakan kemudian difermentasi selama kurang lebih 12 jam.

“Setelah difermentasi selama 12 jam, bahan pakan sudah bisa dipakai untuk memberi makan ternak babi,” ujar Robi menandaskan.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA