Maumere, Ekorantt.com – Paskalis Patut, seorang imam dari Ordo Karmel diangkat oleh Pengurus Kopdit Pintu Air menjadi pastor pembina rohani menggantikan Pater Dr. George Kirchberger, SVD yang telah meninggal pada 5 Juni lalu.
Kepastian pengangkatan itu diumumkan oleh Ketua Pengurus Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano, usai perayaan misa syukur Jumper di aula Sumur Yakob, Lantai 3, Kantor Pusat Kopdit Pintu Air di Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Jumat, (4/8/2023).
“Secara organisasi Pater Paskalis sebagai orang baru di sini. Tetapi secara relasi sudah lama sekali saya mengenalnya, sudah belasan tahun,” ujar Yakobus.
Pater Paskalis adalah seorang imam yang masih muda namun mempunyai perhatian yang sangat serius terhadap nasib umat di tempat dia bertugas.
Waktu itu, Yakobus menjelaskan, Pater Paskalis bertugas di rumah retret Ordo Karmel di Mageria, Kecamatan Paga.
Meski sibuk menjalankan tugas-tugas pokok, Pater Paskalis masih menyempatkan diri untuk mengunjungi umat yang juga sebagai anggota Kopdit Pintu Air.
“Ia memberikan penguatan serta motivasi agar mereka sadar bahwa hanya melalui koperasi mereka dapat mengatasi kesulitan hidupnya,” kata Yakobus.
Sementara Pater Paskalis menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Ia mengaku telah mengenal Kopdit Pintu Air sejak dirinya masih kuliah dan sebagai frater tahun 2003.
Kemudian ketika dirinya ditahbiskan menjadi imam, dia mulai belajar secara mandiri untuk mengetahui lebih mendalam tentang visi dan misi lembaga serta pola kerja yang menjadi landasan pelayanan kepada anggota.
“Sejak tahun 2003 ketika saya masih kuliah dan sebagai frater saya sudah kenal Kopdit Pintu Air. Dan setelah saya ditahbiskan menjadi imam saya mulai berusaha mendalaminya lebih jauh lagi. Terutama tentang visi dan misi serta prinsip kerja yang menjadi pola dasar pelayanan kepada anggota,” terang Pater Paskalis.
Menurut Pater Paskalis, Kopdit Pintu Air sangat diterima di hati masyarakat karena Kopdit Pintu Air dalam setiap kegiatannya tidak pernah melepaskan dirinya dari hal rohani.
Sangat dipercayai bahwa kesuksesan yang diraih itu berkat doa dan mengikuti kalendarium Katolik serta setiap bulan ada misa rutin.
Juga ketika ada anggota yang meninggal dunia, Pintu Air hadir tidak sekedar menyerahkan dana santunan tetapi sungguh-sungguh hadir dan menjadi penggerak utama untuk membantu dan menghibur keluarga duka.
Dijelaskan Pater Paskalis, prinsip persaudaraan yang dipraktikan di Kopdit Pintu Air adalah prinsip kemanusian yang perlu dijunjung tinggi di antara gaya hidup modern yang menekankan individualisme dan persaingan di antara sesama.
“Inilah prinsip bahwa saya ada untuk orang lain yang susah. Sejalan dengan prinsip orang miskin bantu orang miskin, karena dia hadir sungguh sebagai saudara,” tutur Pater Paskalis.