Ruteng, Ekorantt.com – Elisabeth Ndighit (50) sukses mengembangkan usaha jahit bernama Penjahit Dewa Dewi yang berlokasi di Tenda-Ruteng, Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Wanita yang sering disapa Mama Elis ini terlihat sibuk saat disambangi Ekora NTT, pada awal Juni 2023 lalu. Tangan kirinya begitu lincah menjahit beberapa helai kain menjadi pakaian yang utuh.
“Kalau tangan kanan ini susah bergerak, dulu sempat jatuh saat masih remaja. Sempat beberapa kali berobat, tapi tidak cocok,” ucap perempuan asal Lempang Paji, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur.
Di tengah keterbatasannya, Mama Elis selalu berusaha agar hasil jahitannya berkualitas. Di dalam ruangan kerjanya ada pakaian, seperti kebaya, baju, celana, gaun pengantin, serta jas yang masih tergantung rapi.
Mama Elis mulai merintis usaha jahit sejak 2012 silam. Usaha ini dipilih karena pengalaman dan kursus menjahit yang pernah diikutinya di Yayasan Santu Damian Cancar, lembaga yang dipimpin kongregasi suster SSPS.
“Saya sudah di Ruteng sejak tahun 1999. Sebelum saya buka usaha sendiri, saya sempat bekerja di Yayasan Tunas Jaya,” sebutnya.
Awalnya Mama Elis ragu, sebab ia harus bekerja sendiri. Apalagi sang suami memilih mengadu nasib ke Kalimantan.
Ibu dari dua anak ini pun memberanikan diri meminjam uang ke Kopdit Mawar Moe untuk pengadaan mesin obras dan benang.
Lambat laun usahanya semakin berkembang. Banyak pelanggan yang datang membawa kain untuk dijahit menjadi berbagai jenis, seperti kebaya, pakaian dinas, gaun pengantin, jas, tergantung pesanan.
“Satu bulan saya bisa menghasilkan belasan pakaian, apalagi saat musim ramai,” katanya.
Berkat keuletannya, Mama Elis bisa meraup penghasilan senilai Rp3 juta per bulan. Penghasilan tersebut ia manfaatkan untuk mencicil angsuran, kebutuhan keluarga, dan biaya pendidikan dua orang anaknya yang sedang berada di bangku SD dan SMA.
Bahkan dari usahanya itu, ia bisa membeli sebidang tanah dan satu unit sepeda motor
“Ya, lihat dengan musim juga. Yang paling banyak musim pesta nikah dan sambut baru. Bahkan pelanggan banyak yang dari luar dari Bajo dan Manggarai Timur,” ujarnya.
Berkat Kopdit Mawar Moe
Di balik kesuksesannya, Mama Elis mendapat bimbingan dan modal yang diberikan Kopdit Mawar Moe, salah satu koperasi kredit yang berkantor di Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Selama ini, ia telah melakukan beberapa kali pinjaman. Bahkan dirinya sedang meminjam Rp20 juta.
“Kopdit Mawar Moe sangat melayani anggota yang membutuhkan modal,” jelasnya.
Mama Elis mengatakan bahwa hidup berkoperasi sangat penting. Apalagi kalau membuka usaha produktif, tentu sangat membantu.
“Bagi saya dengan berkoperasi saya bisa keluar dari beban dana miskin. Sehingga dengan berkoperasi, saya bisa membuka lapangan kerja sendiri,” ucapnya.
Anggota Aktif
Manajer KSP Kopdit Mawar Moe, Maria Debi Minarni menuturkan, Elis merupakan salah satu anggota yang aktif untuk menyimpan maupun meminjam. Bahkan beberapa tahun belakangan, ia meminjam Rp20 juta hingga Rp25 juta.
Debi berujar, Kopdit Mawar Moe menjadi sumber modal anggota untuk mengembangkan usahanya.
“Jadi punya akses untuk usahanya kan,” ujarnya.
Debi mengaku senang jika anggotanya mengajukan pinjaman ke koperasi untuk mengembangkan usaha produktif. Apalagi, kalau usahanya sudah bergerak sebelum melakukan pinjaman.
Ia berharap ke depan para anggota diberikan pendidikan lanjutan. Misalnya, dinas terkait bekerja sama dengan koperasi melakukan kegiatan peningkatan kapasitas anggota di dunia usaha.
“Kalau pertanian dan peternakan sudah dilakukan melalui kegiatan sharing bersama, bagaimana membagikan kesuksesan masing-masing anggota,” katanya.
“Untuk jahit itu yang belum sama sekali. Karena memang kami tidak punya keahlian di bidang itu,” tambahnya.
Debi mengajak para anggota yang meminjam tidak hanya untuk konsumtif semata, melainkan usaha produktif.
“Supaya uang bisa menghasilkan uang dan uang memperanakkan uang. Sehingga tidak habis di urus rumah dan lainnya,” tutupnya.