Maumere, Ekorantt.com – Aktivitas kegiatan belajar mengajar di lembaga Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sikka, terganggu karena tembok di bagian depan dan belakang sekolah itu bolong.
Kepala SPNF-SKB Sikka Yosefa Kolin mengatakan, kondisi tembok yang bolong membuat warga dengan bebas keluar masuk lingkungan sekolah. Bahkan halaman sekolah dijadikan tempat ikat hewan, seperti kambing dan kuda.
“Lihat saja pak Wartawan pagar tembok bagian depan dan belakang bolong. Kendala yang dihadapi saat ini adalah dana untuk pembangunan pagar tembok di bagian depan dan belakang yang banyak bolong. Sangat terganggu waktu KBM,” ujar Yosefa Kolin kepada Ekora NTT, Kamis, 7 September 2023.
Yosefa mengaku sering menegur warga yang melintas dan pemilik hewan, namun tidak diindahkan.
Pihaknya juga sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) untuk melakukan perbaikan. Namun PKO bilang bahwa SPNF- SKB Sikka sudah punya dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP).
“Hanya persoalan dana BOP tidak sama setiap tahun. Besarannya tergantung jumlah peserta didik,” ungkapnya.
Yosefa menuturkan saat musrembang tingkat Kelurahan Madawat beberapa waktu lalu, ia menyampaikan kendala yang dihadapi lembaganya.
“Dihadapan Ibu Mayestati Anggota DPRD Sikka pada saat musrembang saya menyampaikan kendala yang dihadapi. Mudah-mudahan ada dana aspirasi yang bisa membantu perbaikan pagar tapi belum realisasinya,” bebernya.
Lurah Madawat Charles Idung mengakui adanya keluhan dari Kepala SPNF- SKB Sikka saat musrembang tingkat kelurahan. Hanya saja belum ada anggaran untuk perbaikan.
“Untuk saat ini Kelurahan Madawat hanya mendapatkan anggaran Rp 31 juta untuk pemberdayaan kelompok . Sedangkan untuk pembangunan fisik tidak ada anggaran,” pungkasnya.