Bajawa, Ekorantt.com – Bupati Ngada, Andreas paru meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan di Desa Turekisa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Bupati Andreas mengatakan, kebijakan SPAM merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air bersih di tiga desa yakni Desa Turekisa, Desa Bopoma, dan Desa Ubedolumolo II.
Menurutnya, pembangunan SPAM dapat berhasil karena dukungan dari seluruh masyarakat, mulai dari pemilik sumber air hingga warga yang telah menghibahkan tanah untuk pembangunan bak SPAM jaringan perpipaan.
“Pemerintah boleh punya uang, tapi kalau semua pihak yang saya sebutkan tadi tidak mendukung pasti peresmian tidak terjadi,” kata Bupati Andreas.
Untuk itu, Bupati Andreas berharap dinas PUPR dan pemerintah desa saling bersinergi agar masyarakat bisa merasakan kehadiran bersih di rumah mereka masing-masing.
“Komunikasi, kalau ada persoalan
segera diselesaikan,” jelasnya.
Bupati Andreas juga berharap agar masyarakat tidak lupa memenuhi kewajibannya.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Ngada Yohanes Y. Wou Dopo menjelaskan bahwa anggaran yang digunakan dalam pembangunan SPAM sistem perpipaan berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022, dengan total anggaran Rp6 miliar lebih.
Dalam proyek yang sama, kata Yohanes, pihaknya juga membangun bak resevoir yang mampu menampung air bersih 400 kubik.
“Pekerjaan SPAM perpipaan memanfaatkan sumber air terdekat dengan debit yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Yohanes.
Ia menambahkan, SPAM sistem perpipaan itu akan mengalir ke rumah warga dengan sistem sambungan rumah (SR).
Adapun rinciannya; Desa Turekisa sebanyak 24 pelanggan, Ubedolumolo II 100 pelanggan dan Bopoma 19 pelanggan.
Pemkab Ngada Jawab Kerinduan Warga
Edeltrudis Beta (49) Warga Desa Ubedolumolo II mengaku kebijakan Pemkab Ngada mampu menjawab kerinduan masyarakat tiga desa yang mengalami kesulitan air bersih.
“Saya senang. Ini kerinduan kami, terima kasih banyak Pak Bupati,” ujarnya.
Selama ini, kata Edeltrudis, ia terpaksa harus membeli air tangki 1.500 liter dengan biaya Rp80.000.
“Kami pakai air untuk minum, mandi, dan cuci pakaian. Itu biasa tidak sampai seminggu kami harus beli lagi,” katanya.
Hal senada disampaikan Anastasia Olu (45), warga Desa Turekisa.
Menurutnya, proyek SPAM perpipaan membantu masyarakat karena tidak mengeluarkan uang yang banyak lagi untuk membeli air.
“Sejak tinggal di sini 25 tahun silam, kami kesulitan air bersih. Kebijakan ini sangat membantu kami, khususnya kami ibu-ibu,” tutupnya